Ratusan Biksu Buddha mengecam kekerasan yang menargetkan warga muslim di Sri Lanka.
Solopos.com, KOLOMBO – Ratusan biksu Buddha dan aktivis menggelar demonstrasi di Kolombo, Sri Lanka, untuk mengecam aksi kekerasan yang dilakukan terhadap umat Islam. Mereka menyebut kekerasan itu dapat merusak persatuan bangsa.
Sebagai informasi, kekerasan terhadap warga muslim di Sri Lanka terjadi sejak awal pekan ini. Kerusuhan dimulai pasa Senin (5/3/2018), seusai seorang pria dari Sinhala meninggal duni akibat serangan dari seorang pria muslim.
Setelah itu, kaum Sinhala membalas dengan membakar masjid dan usaha milik umat Islam, rumah, serta kendaraan di kawasan Kandy, Sri Lanka.
Ketegangan meningkat ketika mayat seorang muslim ditemukan terbakar di luar sebuah gedung, Selasa (6/3/2018). Kerusuhan tersebut menewaskan tiga orang dan merusak ratusan rumah.
Menurut laporan media massa setempat, ratusan rumah dan bangunan usaha milik warga muslim serta kendaraan bermotor rusak akibat serangan balasan itu.
Pemerintah Sri Lanka langsung menanggapi kondisi tersebut dengan mengerahkan polisi untuk mencegah kerusuhan semakin berkembang.
Komunitas Biksu Nasional Sri Lanka mengatakan, aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes atas kerusuhan tersebut. Mereka menilai kekerasan yang memakan korban jiwa itu sebagai kondisi darurat nasional.
“Biksu Buddha menunjukkan solidaritas dengan melakukan aksi demonstrasi. Mereka sangat prihatin dengan kerusuhan tersebut. Mereka khawatir kerusuhan itu akan menimbulkan perpecahan,” ungkap juru bicara pihak Komunitas Biksu Nasional Sri Lanka, seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (9/3/2018).
Kepala Staf Angkatan Darat Sri Lanka, Mahesh Senanayake, mengungkapkan kekhawatirannya atas serangan di Kandy. Dia mengerahkan pasukannya untuk memperketat penjagaan di wilayah tersebut untuk menekan kemungkinan terjadinya serangan.