Soloraya
Kamis, 8 Maret 2018 - 11:00 WIB

Anak Balita Karanganyar Penderita Atresia Bilier Dapat Bantuan Biaya Berobat

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sekda Karanganyar, Samsi, (kiri), menjenguk anak balita penderita atresia bilier, Gea Annafi Kyla Putri, 3, di rumahnya di Desa Jetis, Kecamatan Jaten, Karanganyar, Rabu (7/3/2018). (Istimewa)

Anak balita penderita atresia bilier mendapat perhatian dari Pemkab Karanganyar dan Baznas.

Solopos.com, KARANGANYAR — Pemkab Karanganyar menggandeng Baznas setempat memberikan bantuan kepada anak balita penderita atresia bilier atau gangguan saluran empedu, Gea Annafi Kyla Putri, 3, warga Desa Jetis, Kecamatan Jaten, Karanganyar, Rabu (7/3/2018).

Advertisement

Sekretaris Daerah (Sekda) Karanganyar, Samsi; Kepala Dinas Sosial, Agus Heri Bindarto; Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Utomo Sidi, dan Sekretaris DKK Karanganyar, Fatkul Munir, mengajak Wakil Ketua Bidang Distribusi dan Pendayagunaan Baznas Karanganyar, Iskandar, menyambangi rumah Gea.

Selain itu mereka juga mengunjungi rumah warga lansia kurang mampu, Repyoh, 55, di Desa Tohkuning, Kecamatan Karangpandan.

Pemkab dan Baznas memberikan bantuan dana kepada Gea untuk pemeriksaan dokter rutin setiap bulan. Gea harus periksa rutin ke RSUP dr. Sardjito di Jogja setiap bulan. Sebelumnya orang tua Gea menyampaikan harus mengeluarkan Rp600.000 setiap bulan untuk menebus obat yang tidak dapat dibiayai melalui BPJS Kesehatan. (baca: Anak Divonis Atresia Bilier, Warga Karanganyar Bingung Cari Biaya Operasi)

Advertisement

“Nanti mengurus administrasi ke Baznas, kami akan membantu biaya berobat setiap bulan. Kami bantu semaksimal mungkin untuk tindakan medis yang tidak bisa di-cover BPJS Kesehatan. Pemeriksaan mengeluarkan dana setiap bulan, kami dibantu Baznas untuk mengatasi hal itu,” tutur Samsi saat berbincang dengan wartawan seusai menjenguk Gea di rumahnya, Rabu.

Ditanya upaya Pemkab membantu Gea menjalani transplantasi hati dengan kisaran biaya Rp1,6 miliar, Samsi menyatakan akan bekerja sama dengan banyak pihak. “Tindakan lebih besar, ya nanti bareng-bareng. Coba kami carikan alternatif,” ujar dia.

Ibu Gea, Sisti Supardiana, 35, menemui rombongan pejabat Pemkab Karanganyar. Saban hari, dia bekerja di salah satu rumah makan di Solo pukul 04.00 WIB-16.00 WIB. Penghasilannya Rp100.000 per hari. Suaminya, Wanto, bekerja di salah satu pabrik tekstil di Jaten. Penghasilannya Rp1,6 juta per bulan.

Advertisement

“Saya bekerja untuk bantu suami beli susu yang harus diminum Gea. Harga satu kardus susu Rp113.000. Gea menghabiskan tiga kotak susu setiap dua hari. Dokter melarang Gea makan apapun kecuali susu formula khusus itu. Dimasukkan lewat selang yang dibuat melalui hidung hingga lambung,” ujar dia.

Setelah mengunjungi Gea, Samsi dan rombongan melanjutkan kunjungan ke rumah pasangan lanjut usia (lansia) di Dukuh/Desa Tohkuning, Kecamatan Karangpandan, Mulyadi dan Repyoh. Mereka memberikan bingkisan dan alat bantu jalan untuk Mulyadi. (baca pula: Hidup Tanpa Listrik, Pasangan Lansia Karanganyar Ini Butuh Uluran Tangan)

Kepala Dinas Sosial Karanganyar, Agus Heri Bindarto, menyampaikan akan memasukkan pasangan lansia itu pada program beras untuk keluarga sejahtera (rastra).

“Jumlah lansia kurang mampu di Karanganyar cukup banyak. Tetapi, PKH ini kan bisa diberikan kalau usia lansia di atas 70 tahun. Kecuali mereka punya anak sekolah. Tetapi kalau mereka ini bisa masuk rastra. Maret ada pendataan mandiri, otomatis masuk ke database jadi bisa terima rastra,” tutur Agus saat berbincang dengan wartawan di rumah Mulyadi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif