Soloraya
Sabtu, 24 Februari 2018 - 23:30 WIB

PERTANIAN SRAGEN: Asyik, Pakai Aplikasi Eragano, Petani Sragen Bisa Jual Barang Sebelum Tanam

Redaksi Solopos.com  /  Farida Trisnaningtyas  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sekda Provinsi Jateng Sri Puryono K.S., Wabup Sragen Dedy Endriyatno, pejabat lainnya, serta petani memetik jagung di Dukuh Bayanan, Desa Jambeyan, Sambirejo, Sragen, Jumat (23/2/2018). (Tri Rahayu/JIBI/SOLOPOS)

Kemenkominfo kembangkan aplikasi pertanian online.

Solopos.com, SRAGEN—Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menggandeng PT Ergano Agritech Indonesia dalam pengembangan Program Petani Go Online khusus komoditas jagung di Sragen.

Advertisement

Petani diuntungkan bisa menjual barang sebelum bertanam lewat aplikasi petani Eragano. Penjelasan itu disampaikan Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo Samuel A. Sosialisasi petani go online digelar di Lapangan Futsal Bayanan, Desa Jambeyan, Sambirejo, Sragen, Jumat (23/2/2018).

Samuel hadir bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono K.S. dan CEO PT Eragani Agritech Indonesia Stephani Jeselyn. Kedatangan rombongan Kemenkominfo disambut Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno selaku tuan rumah Pemkab Sragen.

Advertisement

Samuel hadir bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono K.S. dan CEO PT Eragani Agritech Indonesia Stephani Jeselyn. Kedatangan rombongan Kemenkominfo disambut Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno selaku tuan rumah Pemkab Sragen.

Sekda Provinsi Jateng sempat menyerahkan bantuan 10 ponsel Android untuk 10 kelompok tani. (baca: DAK Pertanian Sragen Terjun Bebas, Bupati Minta Bantuan DPR)

“Memasuki era baru, teknologi membantu kita lebih produktif dan efisien. Salah satunya yang dilakukan Eragano dengan aplikasinya. Petani bisa menjual barang sebelum bertanam. Masa tanam April, maka pada Maret sudah bisa dijual barangnya. Sudah ada kesepakatan harga antara petani dan Eragano sebelum panen sehingga ada jaminan petani tidak rugi saat panen raya,” ujar Samuel.

Advertisement

Dengan insentif pertanian, Samuel berharap para petani lebih bergairah saat menanam.

“Jadi proses jual-belinya dilakukan sebelum masa tanam. Prosesnya mitra atau pembeli memesan ke kelompok tani atau petani. Selanjutnya petani atau kelompok tani mencari pendanaan. Kemudian proses tanam, dan hasilnya langsung dibeli sesuai order. Petani masih mendapat insentif dari pemerintah,” paparnya.

Alumnus universitas di Amerika Serikat (AS) itu menyatakan AS kuat karena petaninya kuat. Dia berharap petani Indonesia harus kuat sehingga produksi pertanian dalam negeri bisa mencukupi kebutuhan negara sendiri tanpa perlu impor.

Advertisement

Dia berharap Sragen bisa menjadi daerah percontohan bagi daerah lain dalam pelaksanaan aplikasi petani Eragano. Dedy Endriyatno melihat potensi pertanian di Sragen luar biasa. Produksi padi menjadi penyangga pangan terbesar kedua di Jateng setelah Cilacap dengan luas lahan 101.000 hektare.

Tanaman jagung, kata dia, juga mencapai 23.873 hektare sementara kedelai seluas 5.000 hektare.

“Masuknya teknologi di sektor pertanian seharusnya mampu memberi kesejahteraan bagi petani. Petani selalu mengeluh harga jatuh saat panen raya. Dengan teknologi buatan Eragano, keluhan harga jatuh tidak terjadi karena mitra petani berani membeli dengan harga signifikan. Kebutuhan petani itu lebih pada bantuan mesin pemipil jagung dan mesin perontok padi multiguna,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif