Jatim
Kamis, 22 Februari 2018 - 01:05 WIB

Wow, Jatim Ternyata Punya 1.300 Motif Batik

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Burhan Aris Nugraha/dok)

Provinsi Jatim memiliki 1.300 motif batik yang tersebar di 38 kabupaten/kota.

Madiunpos.com, SURABAYA — Jumlah corak batik di Provinsi Jawa Timur (Jatim) saat ini tercatat mencapai 1.300 motif yang tersebar di 38 kabupaten/kota di provinsi setempat.

Advertisement

“Seluruh daerah memiliki motif batik sendiri-sendiri dan menjadi produk unggulan,” ujar Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jatim Nina Soekarwo kepada wartawan di Surabaya, Rabu (21/2/2018).

Setiap daerah memiliki beragam motif atau corak, ungkap dia, semisal di Jombang dengan motif tawang dan kaning, Tuban dengan motif macanan dan guntingan, Kediri dengan motif Bolleches dan Gumul serta motif dari daerah lainnya.

Menurut Nina Soekarwo, bervariasinya motif batik menjadikan Jatim semakin kaya dengan kerajinan sehingga membantu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Advertisement

Banyaknya motif batik asal Jatim sempat menjadi catatan Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) pada 2011 dengan 1.120 motif batik dan mengungguli daerah-daerah lainnya.

Istri Gubernur Jatim Soekarwo itu menyebut pertumbuhan ekonomi Jatim saat ini tumbuh secara progresif bahkan lebih tinggi dari nasional. Salah satu faktor yang menjadi penyokong pada pertumbuhan ekonomi Jatim yakni keberadaan UMKM, bahkan mampu menyumbang 54,98 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim.

Selain itu, kata dia, dengan semakin banyak UMKM maka akan mengurangi jumlah pengangguran di Jatim sehingga menumbuhkan rasa optimistis meskipun kondisi ekonomi nasional lesu, tapi di sisi lain daya beli masyarakat Jatim masih sangat bagus.

Advertisement

Bude Karwo, sapaan akrabnya, berpesan kepada para pengrajin agar bidang kerajinan dan fashion bisa terus maju yang salah satu caranya yakni modernisasi industri.

Dengan demikian, lanjut dia, proses mulai dari hulu sampai hilirnya bisa didapatkan dengan mudah di daerah, sekaligus menjadi solusi karena saat ini kendalanya di sisi bahan baku sehingga menyebabkan pengeluaran anggaran tinggi di sisi produksinya.

“Tapi, tentu saja kerja sama antarkelompok perajin serta dukungan dari pemerintah dan pengusaha sangat diperlukan. Harapannya proses hulu hilir mulai mendapat bahan baku, proses produksi, pengemasan hingga pemasaran bisa diurusi secara serius,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif