News
Kamis, 22 Februari 2018 - 15:15 WIB

Penyerang Novel Baswedan Belum Terungkap, Jokowi yang Dirugikan

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Novel Baswedan (tengah) di Gedung KPK (Liputan6.com)

Belum terungkapnya penyerang Novel Baswedan oleh kepolisian membuat Presiden Jokowi dirugikan.

Solopos.com, JAKARTA — Kepulangan penyidik Senior KPK Novel Baswedan dari Singapura dinilai Ketua MPR Zulkifli Hasan sebagai momentum penyelesaian kasus kekerasan terhadap penegak hukum tersebut.

Advertisement

Zulkifli yang juga menjabat Ketua Umum PAN — salah satu partai koalisi pemerintah — mengatakan jika masalah ini tidak diselesaikan maka akan merugikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Terlebih saat ini Indonesia memasuki tahun politik dan kinerja presiden salah satunya terkait masalah hukum dan keamanan akan disorot.

“Kalau ini tidak selesai yang dirugikan Presiden, apa lagi ini sudah masuk tahun politik, Agustus sudah pendaftaran capres dan cawapres. Pada akhirnya tentu Presiden yang akan dirugikan,” ujar Zulkifli di kompleks parlemen, Kamis (22/2/2018).

Oleh karena itu menurut Zulkifli, kepolisian harus didesak menyelesaikan kasus yang hampir berumur setahun tersebut.

Advertisement

“Momentum kepulangan Novel Baswedan menjadi koreksi bagi aparat kepolisian untuk segera menuntaskan kasus ini agar tidak menjadi isu yang tidak berkesudahaan. Oleh karena itu saya meminta kepolisian dapat menuntaskan kasus ini. Apa pun sampaikan ke publik secara transparan sehingga tidak timbul dugaan yang merugikan aparat yang sudah bekerja bagus, citranya bisa menjadi tidak baik,” ujarnya.

Seperti diketahui, siang ini Novel Baswedan sampai di gedung KPK. Sebelumnya, selama 10 bulan Novel berada di Singapura untuk menjalani pengobatan dan pemulihan setelah disiram air keras yang mengakibatkan kerusakan salah satu matanya.

Novel dikenal sebagai penyidik senior di lembaga antirasuah yang memiliki integritas tinggi. Pihak kepolisian masih sulit melacak penyerang Novel.

Advertisement

Kepolisian menilai pengungkapan kasus ini lebih sulit dibandingkan menguak kasus terorisme. Salah satu alasannya, penyerangan Novel bersifat hit and run.

Di sisi lain, terkait rencana pembentukan tim gabungan pencari fakta atau TGPF untuk menyelesaikan kasus ini, menurut Zulkifli lebih baik serahkan dahulu kepada kepolisian. Pembentukan TGPF menurutnya jalan terakhir yang harus ditempuh.

“Saya percaya polisi bisa menyelesaikan ini. Tapi kalau tidak, harus membuat tim. Apa boleh buat. Sudah hampir setahun kasih lah di satu bulan ini kalau tidak bisa itu jalan keluar yang terakhir,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif