Soloraya
Rabu, 21 Februari 2018 - 17:15 WIB

DANA DESA BOYOLALI: Desa Potronayan Boyolali Buat Embung untuk Kembangkan Pertanian

Redaksi Solopos.com  /  Farida Trisnaningtyas  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Desa Potronayan, Nogosari, memasukkan benih ikan ke embung desa setempat, beberapa waktu lalu. (Istimewa/Dokumen Desa Potronayan)

Desa Potronayan Boyolali buat embung.

Solopos.com, BOYOLALI—Pemerintah Desa Potronayan, Nogosari, Boyolali, mengembangkan potensi desa dengan membuat embung. Embung tersebut dibangun di lahan kas desa seluas 3.000 meter persegi dengan menggunakan dana desa.

Advertisement

Kepala Desa Potronayan, Sugeng, menjelaskan pembangunan embung dilatarbelakangi oleh banyaknya lahan pertanian yang membutuhkan air irigasi teknis. Di sisi lain, di Desa Potronayan terdapat lintasan sungai Kijing yang mudah meluap jika hujan deras mengguyur. (baca: DANA DESA BOYOLALI : 236 Desa Belum Mencairkan Dana Desa Tahap I)

“Dengan dibangun embung, air hujan bisa ditampung dulu di embung. Sehingga air hujan tak terbuang percuma ke sungai dan bisa mengakibatkan banjir,” papar Sugeng kepada Solopos.com, Selasa (20/2/2018).

Saat ini, embung yang dibangun dengan dana desa tersebut sudah hampir selesai. Proyek senilai Rp50 jutaan itu dibangun di Dukuh Klangsuran, Desa Potronayan. Untuk menarik pengunjung, beberapa kali digelar kegiatan memancing gratis.

Advertisement

“Embung kami isi dengan ribuan benih ikan nila, lele, tombro, dan patin. Masyarakat dengan senang hati memancing gratis,” terangnya.

Ke depannya, embung multifungsi itu akan dikelola menjadi BUMDes. Di kawasan sekitar Embung, juga akan dibangun sejumlah unit usaha warung makan.

“Jika ramai, nanti akan menjadi objek wisata lomba memancing. Ekonomi warga bisa berputar,” terangnya.

Advertisement

Selain Potronayan, salah satu desa di Kecamatan Ngemplak, yakni Desa Giriroto juga terlebih dahulu mengembangkan konsep wisata dengan basis embung. Tak tanggung-tanggung, dana yang dibutuhkan untuk pembangunan embung dan aneka fasilitasnya menelan anggaran Rp19 miliar. Giriroto bertekad menuju desa maju seperti perkotaan dengan menyuguhkan suasana perdesaan.

“Embung itu nanti, tak hanya berfungsi sebagai pengairan pertanian. Namun, juga untuk wahana wisata penggerak ekonomi warga kami,” ujar Purwanto, Kepala Desa Giriroto.

Pembangunan embung seluas 1,3 hekater, kata Purwanto, sepenuhnya ditangani pemerintah pusat. Akhir 2018 nanti, Embung dipastikan sudah bisa diresmian secara keseluruhan. Tahun ini baru proses pengerukan lahan. Tahun 2018 nanti dilanjutan pembangunan sarana pendukung, peningkatan saluran tersier, pembuatan landscape, dan lain-lainnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif