News
Selasa, 20 Februari 2018 - 13:15 WIB

SOLO GREAT SALE 2018: Imlek dan SGS 2018 Dongkrak Potensi Ekonomi Solo

Redaksi Solopos.com  /  Farida Trisnaningtyas  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung melewati display Solo Great Sale yang terpasang di gerbang masuk Solo Paragon Lifestyle Mall, Kamis (1/2/2018). (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

Imlek dan SGS 2018 simpan potensi ekonomi besar.

Solopos.com, SOLO—Februari 2018 menyimpan potensi ekonomi besar karena bertepatan dengan perayaan Tahun baru Tiongkok (Imlek) dan program belanja Solo Great Sale (SGS) 2018.

Advertisement

Bank Indonesia (BI) memperkirakan dua event itu mampu mendorong masyarakat berbelanja dan mendorong konsumsi pemerintah. Kendati demikian, Kepala Perwakilan BI Solo, Bandoe Widiarto, belum bisa memberi gambaran nilai transaksi selama dua pekan Februari.

Sepanjang Februari ada beberapa event yang digelar di Solo, seperti SGS 2018, perayaan Imlek, ditambah ada libur panjang akhir pekan. Menurut dia, event SGS bisa mendorong masyarakat berbelanja sebab ada hadiah yang menanti jika menang undian. Namun target untuk mendatangkan wisatawan dari luar Solo belum terlihat efektif. (baca: SOLO GREAT SALE 2018 : 14 Hari, SGS Raup Rp230 Miliar)

Advertisement

Sepanjang Februari ada beberapa event yang digelar di Solo, seperti SGS 2018, perayaan Imlek, ditambah ada libur panjang akhir pekan. Menurut dia, event SGS bisa mendorong masyarakat berbelanja sebab ada hadiah yang menanti jika menang undian. Namun target untuk mendatangkan wisatawan dari luar Solo belum terlihat efektif. (baca: SOLO GREAT SALE 2018 : 14 Hari, SGS Raup Rp230 Miliar)

“Jika event seperti SGS dikemas lebih baik lagi, diharapkan bisa menarik orang untuk datang ke Solo. Kemudian ada multiplayer effect yang akan menguntungkan semua sektor,” terang dia saat dihubungi Solopos.com, Minggu (18/2/2018).

BI belum bisa memaparkan nilai transaksi dua pekan ini sebab data transaksi baru tersedia setelah sebulan berjalan.

Advertisement

Dia memperkirakan sedikit banyak event-event tersebut membawa pengaruh positif terhadap perputaran uang.

Bandoe menilai Solo perlu merancang sesuatu yang baru yang bisa semakin menumbuhkan ekonomi wilayah. Salah satunya yang menyasar sektor meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE). Hanya, dia menilai perlu diperhatikan fasilitas pendukung MICE.

“Misalnya soal tiket pesawat atau keretanya. Jangan sampai [ada banyak agenda di Solo] justru memicu inflasi,” lanjut dia.

Advertisement

Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas seharusnya tetap bisa menekan angka inflasi.

Sementara itu, tren membaiknya ekonomi pada Februari sebenarnya mulai terasa, setidaknya di sektor perhotelan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), okupansi hotel berbintang di Solo pada Februari 2017 mencapai 44,78%. Capaian itu naik 3,24% dari sebelumnya 41,54% pada Februari 2016. Pelaku bisnis perhotelan pun optimistis kinerja ekonomi tahun ini lebih baik.

Advertisement

General Manager Solo Paragon Hotel & Residences, Gerri Primacitra, menilai promo SGS cukup signifikan memberikan tambahan tamu di hotel yang berlokasi di Jl. Dr. Sutomo, Solo, itu.

“Terutama untuk tambahan di booking online dan FIT,” ujar Gerri, belum lama ini.

Menurutny, tamu hotel selama Februari datang ke Solo lebih dikarenakan ada agenda, bukan lantaran tertarik SGS. Lantaran kedatangan mereka berbarengan dengan SGS 2018, tamu bisa sekaligus menikmati program diskon.

“Dampaknya cukup bagus, jadi mesti rutin digelar sampai semua orang itu tahu bahwa setiap Februari di Solo pasti ada great sale,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif