Jateng
Senin, 19 Februari 2018 - 22:50 WIB

BENCANA JATENG : Rp250 Juta Dana Bencana Tandas, Begini Penjelasan BPBD Demak…

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga memasak dalam rumah yang tergenang banjir di Dusun Lengkong, Sayung, Demak, Jateng, Rabu (14/2/2018). (JIBI/Solopos/Antara/Aji Styawan)

Bencana banjir masih mendera, padahal Rp250 juta dana bencana yang dialokasikan Pemkab Demak, Jateng  sudah habis tanpa sisa.

Semarangpos.com, DEMAK — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak telah menghabiskan tanpa sisa Rp250 juta dana yang dialokasikan untuk penanggulangan bencana alam di daerah setempat. Padahal stok logistik untuk membantu korban banjir yang kini merendam ribuan unit rumah juga sudah menipis.

Advertisement

Apa sebab habisnya dana jatah penanggulangan bencana alam itu? Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak Agus Nugroho, Minggu (18/2/2018), mengakui telah menipisnya stok logistik untuk penanggulangan bencana. Diakuinya pula bahwa Rp250 juta dana yang dianggarkan untuk penanggulangan bencana alam selama 2018 juga sudah habis.

Dijelaskannya kemudian bahwa habisnya dana jatah penanggulangan bencana alam itu karena bencana yang terjadi di Kabupaten Demak bukan hanya banjir. Sebelumnya, terang dia, juga ada bencana kekeringan, kebakaran, serta puting beliung sehingga sebagian dana yang tercadangkan untuk penanggulangan bencana alam sudah digunakan untuk penanganan bencana tersebut.

Kini, kata dia, sejumlah desa di Kabupaten Demak dilanda banjir, meskipun genangan banjir di beberapa desa saat ini sudah mulai surut. Desa yang masih terdampak banjir dan terdapat rumah warga yang masih tergenang meliputi Desa Sayung, Prampelan, Kalisari, Dombo, Purwosari, Batu, Sidorejo, Sriwulan, dan Bedono.

Advertisement

Untuk rumah warga yang masih terdampak banjir, yakni di Kecamatan Sayung terdapat Desa Sayung sebanyak 1.991 rumah, Kalisari sebanyak 1.200 rumah, Desa Dombo sebanyak 1.000 rumah, Sidorejo sebanyak 1.500 rumah, Sriwulan sebanyak 3.591 rumah, dan Bedono sebanyak 200 rumah. Sementara di Kecamatan Karangtengah, terdapat Desa Batu sebanyak 100 rumah. Dari sejumlah desa tersebut, kata dia, ada desa yang disebabkan karena banjir rob, seperti di Desa Bedono.

Langkah-langkah yang diambil BPBD Demak dalam penanganan banjir di Demak, di antaranya mendirikan dapur umum sesuai permintaan dari desa dan menyediakan kebutuhan logistik untuk masyarakat. “Kami juga mendistribusikan selimut kepada korban banjir,” ujarnya.

Untuk saat ini, lanjut dia, kebutuhan logistik korban banjir belum bisa dipenuhi, karena anggaran yang tersedia sudah habis. Rencananya, BPBD Demak akan melaporkan penggunaan dana tersebut kepada Bupati Demak dengan harapan akan ada tambahan alokasi dana kebencanaan, mengingat sejumlah desa masih dilanda banjir.

Advertisement

Meskipun terdapat sejumlah desa dilanda banjir, mayoritas warga memilih bertahan di rumah masing-masing, sedangkan warga yang sempat mengungsi merupakan warga Desa Prampelan, Kecamatan Sayung. Tetapi, karena saat ini banjir mulai surut, diperkirakan warga pulang ke rumah mereka masing-masing.

Camat Sayung Sugeng Pujiono mengemukakan dari sejumlah desa di Kecamatan Sayung yang terdampak banjir, paling parah di Desa Sayung dan Kalisari, serta Desa Prampelan. Sementara itu Kepala Desa Sayung Munawir mengungkapkan bahwa penyebab banjir karena luapan air dari Sungai Dombo yang menampung air dari aliran dua sungai yang berasal dari kawasan Ungaran, Kabupaten Semarang.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif