Soloraya
Minggu, 18 Februari 2018 - 16:39 WIB

PENGANIAYAAN SOLO : Dapat Pendampingan Medis dan Psikologis, Begini Kondisi Anak Korban Penyekapan Ayah Tiri

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi menunjukkan dua tersangka penyekap anak balita di hotel, Sabtu (17/2/2018). (Arif Fajar S./JIBI/Solopos)

Kondisi anak balita korban penyekapan oleh ayah tiri kini sudah membaik dan masih menjalani perawatan di RSUD dr. Moewardi Solo.

Solopos.com, SOLO — PA, 4, korban penyekapan oleh ayah tirinya di salah satu hotel wilayah Banjarsari, Solo, masih dirawat instensif di Rumah Sakit Umum (RSUD) dr. Moewardi, Jebres, Solo. PA mendapatkan pendampingan khusus dari psikolog Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Solo (PTPAS).

Advertisement

“Kami memberikan pendampingan kepada PA karena kondisinya sangat memprihatinkan,” ujar anggota PTPAS Solo, Saprastika Sardjono, kepada wartawan di rumah sakit, Minggu (18/2/2018).

Tika menjelaskan selama dirawat di rumah sakit sejak Jumat malam kondisi PA mulai membaik. Tim dokter terus mengawasi ketat perkembangan kesehatan PA. Bahkan dokter memberikan tindakan Ultrasonografi medis (sonografi) yakni sebuah teknik diagnostik menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal, otot, dan luka patologi.

Advertisement

Tika menjelaskan selama dirawat di rumah sakit sejak Jumat malam kondisi PA mulai membaik. Tim dokter terus mengawasi ketat perkembangan kesehatan PA. Bahkan dokter memberikan tindakan Ultrasonografi medis (sonografi) yakni sebuah teknik diagnostik menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal, otot, dan luka patologi.

Teknik pengobatan ini berguna untuk memeriksa organ dalam. “PA saat disentuh orang merasakan sakit tanpa mengetahui bagian mana yang sakit. Kami bersama dokter menyepakati menggunakan teknik pemeriksaan Ultrasonografi untuk mengecek kondisi tubuh PA,” kata dia.

Baca:

Advertisement

“Saya selama mendampingi PA di rumah sakit menemukan keanehan saat dokter menyuntikkan jarum di tangan, PA tidak merasakan sakit sama sekali. Normalnya anak seusia PA sudah menangis,” kata dia.

PA, lanjut dia, juga masih kesulitan menggerakkan kedua kakinya untuk berjalan. PA sudah bisa diajak berbicara, tertawa, dan tersenyum. Namun, ketika ditanya soal keluarganya, PA langsung diam dan murung.

“Saya belum memperbolehkan orang baru menemui PA di rumah sakit. PA kalau bertemu orang baru ditemui justru menjadi takut,” kata dia.

Advertisement

Untuk menghilangkan trauma, dia mengajak PA bermain melipat kertas, mewarnai, dan membaca. Selain itu, dia memotivasi PA agar bisa cepat pulih dan bisa kembali bersama teman-temannya.

Kapolsek Banjarsari Kompol I Komang Sarjana mewakili Kapolresta Surakarta Kombes Pol. Ribut Hari Wibowo menjelaskan dua tersangka kasus penganiayaan yakni Dedi, 32 (ayah tiri PA), dan Iwan Winardi, 22 (adik Dedi), masih ditahan di Mapolsek Banjarsari. Polisi masih mengembangkan kasus ini untuk mencari keterlibatan pelaku lain.

“Kami juga berkoordinasi dengan dinas terkait dalam menangani PA. Polsek Banjarsari berharap PA tidak dikembalikan kepada orang tuanya karena bisa memicu kekerasan serupa,” kata dia.

Advertisement

Komang menambahkan kasus ini akan dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Surakarta. Pelimpahan ini dilakukan untuk memudahkan dalam menangani PA karena usianya masih di bawah umur.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif