Jatim
Minggu, 18 Februari 2018 - 16:07 WIB

KA Brantas Telat Hampir 10 Jam Sampai di Madiun karena Longsor Grobogan

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kereta api (Instagram @keretaapikita)

Sejumlah perjalanan kereta api yang melewati Stasiun Madiun mengalami keterlambatan hingga 10 jam.

Madiunpos.com, MADIUN — Sejumlah kereta api yang melewati Stasiun Madiun mengalami keterlambatan yang cukup lama dalam dua hari terakhir. Hal ini disebabkan tanah longsor sepanjang 20 meter di Km 61+7/8 Gundih-Karangsono, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Advertisement

Manager Humas PT KAI Daop VII Madiun, Supriyanto, mengatakan tanah longsor sepanjang 20 meter di Km 61+7/8 itu masuk wilayah Daop IV Semarang. Akibat tanah longsor itu kereta api tidak dapat melewati jalur antara Stasiun Gundih-Stasiun Karangsono.

Bencana alam ini juga menyebabkan sejumlah perjalanan kereta api yang melewati Stasiun Madiun terlambat. Bahkan keterlambatannya ada yang mencapai 570 menit atau 9,5 jam.

Dia menuturkan untuk menyiasati hal itu PT KAI melakukan rekayasa pola operasi rute KA-KA tersebut. Seperti KA yang sebelumnya melalui Solo-Gundih-Kedungjati-Brumbung-Semarang berubah menjadi Solo-Gundih-Gambringan-Semarang.

Advertisement

Supriyanto menyampaikan beberapa perjalanan KA dari Jakarta menuju wilayah Daop VII Madiun pada Minggu pagi mengalami keterlambatan yang merupakan dampak pengalihan jalur KA tersebut. Dia menyebut KA Brantas relasi Jakarta Pasarsenen-Semarang-Madiun-Blitar mengalami keterlambatan paling lama yaitu mencapai 570 menit atau hampir 10 jam.

Dari jadwal masuk Madiun pukul 04.50 WIB dan baru tiba di Madiun 14.00 WIB. “Keterlambatan paling lama yaitu dialami KA Brantas yang mencapai 570 jam,” kata Supriyanto, Minggu (18/2/2018).

PT KAI Daop VII Madiun melakukan rekayasa operasional perjalanan KA Brantas relasi Blitar-Madiun untuk mengurangi keterlambatan saat keberangkatan KA menuju Jakarta Pasarsenen. Rekayasa yang dilakukan yaitu menyiapkan kereta cadangan untuk dikirim ke Blitar sehingga diharapkan KA Brantas bisa berangkat tepat dari Stasiun Blitar.

Advertisement

“Sesampainya di Stasiun Masiun akan dilakukan tukar rangkaian. Rangkaian dari Jakarta, setelah dilakukan pengecekan dan pembersihan akan langsung balik ke Jakarta. Rekayasa ini diharapkan bisa mengurangi waktu keterlambatan sehingga keberangkatan Minggu sore untuk KA Brantas bisa tepat waktu,” terang dia.

Selain KA Brantas, jelas Supriyanto, tanah longsor tersebut juga berdampak pada perjalanan KA lainnya. KA yang mengalami perubahan pola operasi antara lain KA Bangunkarta relasi Surabaya Gubeng-Madiun-Semarang-Jakarta Gambir (atau sebaliknya), KA Matarmaja relasi Malang-Madiun-Semarang-Pasarsenen (atau sebaliknya), dan KA Majapahit relasi Malang-Madiun-Semarang-Pasarsenen (atau sebaliknya).

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif