Soloraya
Sabtu, 17 Februari 2018 - 23:35 WIB

HUT KOTA SOLO : Pemkot Jalan Sendiri Gelar Semarak Jenang Sala, Ini Tanggapan Yayasan Jenang Indonesia

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo memeras santan di acara Semarak Jenang Sala 2018 , Sabtu (17/2/2018). (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Yayasan Jenang Indonesia memaklumi langkah Pemkot Solo menggelar sendiri acara Semarang  Jenang Sala 2018.

Solopos.com, SOLO — Pengurus Yayasan Jenang Indonesia (YJI) selaku penggagas dan penyelenggara Festival Jenang Solo mengaku tak keberatan dengan langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Solo yang mengadakan event bernapas serupa bertajuk Semarak Jenang Sala.

Advertisement

Ketua YJI, Ahmad Adib, menyebut tak masalah jika Pemkot memutuskan untuk menggelar event Semarak Jenang Sala saat YJI tak menyelenggarakan Festival Jenang Solo tahun ini. Pemkot telah menggelar Semarak Jenang Sala pada Sabtu (17/2/2018) pagi untuk memeriahkan HUT ke-273 Kota Solo.

Dia mengatakan adalah hak Pemkot untuk menggelar Semarak Jenang Sala. Sedangkan YJI tak menggelar Festival Jenang Solo tahun ini murni karena pengurus ingin melakukan evaluasi dan introspeksi terlebih dahulu terkait event tersebut.

Advertisement

Dia mengatakan adalah hak Pemkot untuk menggelar Semarak Jenang Sala. Sedangkan YJI tak menggelar Festival Jenang Solo tahun ini murni karena pengurus ingin melakukan evaluasi dan introspeksi terlebih dahulu terkait event tersebut.

“Yang pasti YJI tahun ini tidak mengadakan Festival Jenang Solo untuk introspeksi dan evaluasi internal. Kami juga ingin cari masukan-masukan dari luar atau masyarakat agar Festival Jenang Solo bisa lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat,” kata Adib saat dimintai tanggapan Solopos.com terkait penyelenggaraan Semarak Jenang Sala oleh Pemkot Solo, Sabtu.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, secara garis besar konsep acara Semarak Jenang Sala yang diadakan Pemkot di halaman Benteng Vastenburg tak jauh berbeda dengan Festival Jenang Solo yang diadakan YJI di Koridor Ngarsopuro pada tahun-tahun sebelumnya. Panitia penyelenggara sama-sama menyediakan stan yang siap membagikan jenang kepada pengunjung.

Advertisement

Sedangkan panitia Festival Jenang Solo pada tahun lalu misalnya, membuka acara dengan mempersilakan Wali Kota Solo makan jenang bersama masyarakat di meja besar di Koridor Ngarsopuro, depan Pasar Triwindu. Dimintai komentar soal perbedaan antara Semarak Jenang Sala dengan Festival Jenang Solo, Adib hanya menegaskan Festival Jenang Solo bukan hanya soal kegiatan bagi-bagi jenang.

Dia menyebut masih ada banyak kegiatan yang kerap digelar YJI saat menggelar Festival Jenang Solo, seperti workshop dan seminar soal jenang, penerbitan buku-buku soal jenang, hingga sosialisasi atau kampanye soal jenang.

“Program Festival Jenang Solo bertujuan bukan hanya mengumpulkan massa sebanyak mungkin hingga memecahkan rekor Muri. Memang berbagi bersama masyarakat itu penting, tapi kami tidak mau berhenti hanya di situ. Kami ingin program bisa mencakup masa lalu, kekinian, dan yang akan datang,” jelas Adib.

Advertisement

Disinggung pernyataan Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo yang ingin menggelar Semarak Jenang Sala lagi pada tahun depan, Adib menilai sebaiknya memang bekerja sama dengan YJI. “Kalau soal itu, kami anggota YJI lebih baik ketemu dulu untuk menyamakan konsep, strategi, dan teknisnya. Kalau secara pribadi, saya menilai Pemkot harus tetap bekerja sama dengan YJI supaya acara bisa digelar lebih baik dan besar lagi. Multiplier effect acara itu patut diperjuangkan, siapa tahu bisa bermanfaat untuk Indonesia tercinta,” terang Adib.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo yang juga Ketua Panitia Semarak Jenang Sala 2018, Subagiyo, membenarkan alasan Pemkot menggelar Semarak Jenang Sala tidak lain karena YJI tak lagi mengadakan Festival Jenang Solo tahun ini. Dia menyebut Wali Kota berkeinginan acara tersebut tetap dilaksanakan, bedanya kini dimotori langsung oleh Pemkot bekerja sama dengan masyarakat Solo.

Subagiyo menyampaikan Pemkot sedikitnya mampu menggerakkan 273 kelompok masyarakat untuk mengisi stan dengan jumlah sesuai dengan usia Kota Solo tersebut.

Advertisement

“Untuk menguri-uri keragaman jenang di Solo, karena panitia Festival Jenang Solo tidak mengagendakan, Pak Wali berkeinginan untuk tetap dilakukan oleh Pemkot bersama masyarakat Solo. Kami kemudian didhawuhi Pak Wali untuk mempersiapkan acara yang aman, tertib, nyaman, dan khidmat. Kira-kira persiapan kami hanya dua pekan. Setelah didhawuhi itu, kami langsung kumpulkan budayawan dan tokoh masyarakat untuk membahas soal pelaksanaan Semarak Jenang Sala ini,” terang Subagiyo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif