News
Rabu, 14 Februari 2018 - 18:05 WIB

Prancis Ancam Serang Suriah

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Prancis, Emmanuel Macron. (Reuters)

Presiden Prancis mengancam bakal menyerang Suriah.

Solopos.com, PARIS – Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengancam bakal menyerang Suriah jika negara tersebut terbukti memakai senjata kimia untuk berperang melawan warga sipil. Dia menilai, penggunaan senjata kimia melanggar perjanjian internasional.

Advertisement

“Kami akan menyerang jika Suriah terbukti memakai senjata kimia melawan warga sipil dalam konflik yang tak kunjung berakhir itu. Kami tak segan menyerang tempat pembuatan senjata itu,” kata Emmanuel Macron seperti dilansir Reuters, Rabu (14/2/2018).

Tapi, sampai saat ini Badan Intelejen Prancis belum menemukan bukti pemakaian sejata kimia terlarang di Suriah. Jika sudah mendapatkan bukti, dia akan langsung meminta militer melakukan penyerangan.

“Sejauh ini kami memang belum mendapatkan bukti. Tapi, kami akan terus menyelidiki berbagai laporan yang masuk. Jika memang terbukti benar, maka kami akan langsung menyerang Suriah,” tegas Emmanuel Macron.

Advertisement

Pernyataan ini disampaikan Presiden Prancis guna menanggapi sejumlah laporan soal penggunaan senjata kimia terlarang oleh militer Suriah. Menurut kabar yang beredar, militer Suriah memakai klorin untuk menyerang warga sipil dalam serangan di Idlib.

Namun, pemerintah Suriah membantah laporan tersebut. Mereka menegaskan tidak pernah memakai senjata terlarang untuk menyerang warga sipil. Mereka mengangkat senjata untuk melawan kelompok pemberontak bersenjata.

Ini bukan kali pertama Emmanuel Macron mengancam bakal menyerang Suriah. Pada 2017 lalu, dia mengatakan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, penggunaan senjata kimia di Suriah merupakan batas merah yang bakal mendapat respons langsung dari Prancis.

Advertisement

Selama ini, Prancis dan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah berulang kali meminta Suriah melakukan gencatan senjata. Sebab, perang yang terus terjadi di sana membuat kehidupan warga sipil makin menderita. Sayangnya, konflik di Suriah justru semakin memanas.

Sebelumnya, Suriah telah menandatangani perjanjian internasional yang mengatur soal penggunaan senjata kimia pada 2013 lalu. Jika terbukti menggunakan senjata itu, maka mereka mengizinkan pabrik pembuatnya dihancurkan.

Namun, pada kenyataannya sampai saat ini banyak laporan yang menyebutkan Suriah memakai senjata berbahaya, termasuk gas klorin, untuk menyerang pemberontak di Ghouta dan Idib hingga melukai warga sipil.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif