Sport
Rabu, 7 Februari 2018 - 00:25 WIB

PIALA PRESIDEN 2018 : Banyak Sampah di Stadion Manahan Solo, Panpel Emoh Disalahkan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sampah plastik bekas bungkus makanan dan minuman terlihat menumpuk di lapangan parkir Stadion Manahan, Solo, Senin (5/2/2018). (JIBI/Solopos/Nicolous Irawan)

Piala Presiden 2018 babak perempatfinal digelar di Solo.

Solopos.com, SOLO — Sejumlah pihak meradang dengan banyaknya sampah yang memenuhi kompleks Stadion Manahan seusai penyelenggaraan Piala Presiden 2018 akhir pekan lalu. Warga hingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo menilai panitia pelaksana (panpel) pertandingan abai dengan kebersihan di lingkungan stadion. Namun panpel menganggap tudingan tersebut salah alamat.

Advertisement

Pantauan Solopos.com dalam dua hari penyelenggaraan turnamen, Sabtu-Minggu (3-4/2/2018), sampah tampak bertebaran di hampir setiap penjuru Stadion Manahan. Rata-rata berupa sampah plastik bekas kemasan makanan atau minuman. Saking banyaknya, tumpukan sampah itu membikin bau dan kumuh kompleks stadion di beberapa titik. Kondisi itu berlangsung hingga Senin (5/2/2018) pagi atau sebelum dibersihkan total oleh petugas.

Sejumlah warga yang biasa menggunakan Stadion Manahan untuk olahraga mengaku risih dengan pemandangan tersebut. Seorang warga Banjarsari, Desto Prayogo, 32, menyesalkan minimnya kesadaran sebagian penonton sepak bola dan PKL dalam menjaga kebersihan stadion.

Menurut Desto, panpel mestinya memberikan pengawasan dan sosialisasi terus menerus saat hari pertandingan. “Paling tidak diingatkan lewat pengeras suara. Jangan sampai hiburan rakyat justru mengotori fasilitas milik bersama,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di sekitar Stadion Manahan.

Advertisement

Selain rendahnya kesadaran penonton, minimnya tempat sampah yang tersedia di kompleks stadion menjadi problem tersendiri. Pantauan Solopos.com, tidak ada tempat sampah khusus yang disiapkan untuk membuang kotoran. Beberapa tong sampah yang sudah ada kondisinya memprihatinkan atau penuh dengan sampah.

Seorang anggota Pasoepati asal Laweyan, Andrian, 24, mengusulkan pengadaan kantung plastik besar di setiap sudut stadion di penyelenggaraan Piala Presiden mendatang. “Kemarin saya kesulitan mencari tong sampah, akhirnya saya buang sembarangan karena sudah muter-muter enggak ketemu.”

Ketua Panpel Lokal Piala Presiden 2018, Heri Isranto, mengaku mendapat keluhan dari sejumlah pihak termasuk DLH ihwal kondisi stadion pascaturnamen. Dia menilai masalah kebersihan secara umum bukanlah ranah panpel melainkan pengelola Stadion Manahan.

Advertisement

Heri menyebut sudah membayar Rp24 juta per jam untuk penyelenggaraan perempat final Piala Presiden. “Mestinya uang itu bisa dimaksimalkan untuk menambah personel kebersihan atau memberi uang lembur,” ujarnya.

Heri mengklaim sudah berupaya membantu menjaga kebersihan dengan mengoptimalkan personelnya. “Namun kan tidak bisa ngayahi semua karena anggota kami enggak banyak,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif