Soloraya
Selasa, 6 Februari 2018 - 02:35 WIB

Penipuan Marak Bikin Pertumbuhan Pasar Umrah Solo Terkoreksi Hanya 15%

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Umroh Travel Fair. (Sunaryo HB/JIBI/Solopos)

Maraknya kasus penipuan oleh biro perjalanan umrah menghambat pertumbuhan pasar umrah di Solo dan sekitarnya.

Solopos.com, SOLO — Persaudaraan Pengusaha Travel Umrah Haji Indonesia (Perpuhi) memprediksi potensi pertumbuhan jemaah umrah di Solo dan sekitarnya tahun ini bakal sedikit terkoreksi seiring maraknya kasus penipuan oleh biro umrah.

Advertisement

Seperti diketahui, dalam kurun waktu setahun ini sudah ada empat kasus penipuan umrah yang menyita perhatian publik. Selain First Travel, Hannien Tour, juga ada Abu Tours and Travel, dan terakhir PT Solusi Balad Lumampah (SBL). Di Solo, korban penipuan empat biro umrah itu pun tak sedikit.

Hannien Tour misalnya, korbannya mencapai 1.800-an orang. Khusus SBL, Perpuhi sebenarnya ingin membantu memberangkatkan 150 calon jemaah. Namun, sejauh ini mereka masih menemui kendala dokumen yang masih berada di kepolisian.

Advertisement

Hannien Tour misalnya, korbannya mencapai 1.800-an orang. Khusus SBL, Perpuhi sebenarnya ingin membantu memberangkatkan 150 calon jemaah. Namun, sejauh ini mereka masih menemui kendala dokumen yang masih berada di kepolisian.

“Jika awalnya kami memprediksi pangsa pasar umrah di Solo bisa tumbuh 25%, dengan makin maraknya kasus penipuan mungkin akan terkoreksi hanya tumbuh 15%. Masyarakat yang ingin berumrah akan wait and see, mereka akan butuh waktu lebih lama untuk memutuskan biro umrah mana yang akan dipilih untuk bisa berangkat ke Tanah Suci,” kata Ketua Perpuhi, Her Suprabu, saat berbincang dengan Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (5/2/2018).

Baca:

Advertisement

Dilaporkan Bermasalah, Pemberangkatan Jemaah Umrah PT SBL Diawasi Kemenag Solo

Untuk periode umrah November 2017-Juni 2018, jumlah jemaah umrah yang akan berangkat dari Solo berkisar 15.000 orang. “Semestinya bisa 25.000 orang. Masih ada 10.000-an orang yang kami prediksi masih wait and see. Tapi kami pastikan minat atau permintaan jasa perjalanan ibadah umrah ini tetap masih akan tinggi. Angkanya tidak turun tapi tren pertumbuhannya tidak sefantastis ekspektasi kami di awal.”

Terkait maraknya penipuan biro umrah, Perpuhi tentu sangat menyayangkan termasuk kasus PT SBL yang juga merupakan anggota Perpuhi. Namun, Perpuhi berharap masyarakat mengambil pelajaran dari banyaknya kasus.

Advertisement

Seperti diketahui, masyarakat terutama calon jemaah sangat sensitif dengan harga. Kegagalan calon jemaah untuk berangkat ke Tanah Suci yang difasilitasi empat biro umrah “nakal” itu diawali dengan promo menggiurkan, yakni umrah murah.

“Nah sekarang, saat banyak jamaah yang gagal berangkat, secara tidak langsung berdampak juga kepada masyarakat, seperti timbul keragu-raguan, mudah gamang, bahkan saat datang ke biro, mereka akan sangat selektif dan pertanyaannya semakin detail. Kadang ada sisi ketakutan yang tidak mendasar juga.”

Namun, biro tidak mempermasalahkan kecenderungan ini karena dengan calon jemaah bertanya detail akan jadi sarana edukasi. Perpuhi pun kini menerapkan seleksi yang lebih ketat bagi biro umrah yang ingin menjadi anggota Perpuhi.

Advertisement

Setahun lalu, anggota Perpuhi baru 15 biro umrah, sekarang sudah 52 biro umrah. Masih ada lima calon anggota yang sedang diproses. “Sekarang ada syarat, mereka harus mendapatkan rekomendasi minimal dari dua anggota kami yang aktif. Rekomendasi ini untuk menjamin bahwa biro itu amanah.”

Dalam waktu dekat, Perpuhi juga bakal kembali menggelar Umroh Travel Fair yang akan diikuti 32 biro umroh dari 52 biro umroh anggota Perpuhi. Pameran akan digelar 23-25 Februari di Goro Assalam.

“Agenda yang akan kami usung tetap edukasi kepada masyarakat. Masyarakat harus tahu terkait standar harga untuk perjalanan umrah, agar ke depannya mereka tidak tergiur harga murah namun ujung-ujungnya gagal berangkat.”

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif