Boyolali akan mengoperasikan Gedung Smart City Center.
Solopos.com, BOYOLALI—Langkah mewujudkan jargon Boyolali Smart City sepertinya akan lebih cepat. Pemkab Boyolali segera meluncurkan operasional Gedung Smart City Center seiring selesainya pembangunan gedung tersebut yang berada di kompleks Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Boyolali.
Rencananya, gedung ini diresmikan Bupati Boyolali Seno Samodro, Rabu (14/2/2018) pekan depan. Dengan dioperasikannya gedung data server ini, data milik Pemkab Boyolali akan dipusatkan di sana. (baca: PEMBANGUNAN BOYOLALI : “Golden Gate” Boyolali Diproyeksikan Telan Rp25,1 Miliar)
Diharapkan pemusatan ini akan mempermudah dan mempercepat penambahan kemampuan penyimpanan data. Dari segi keamanan, data Pemkab juga akan lebih terjamin karena disimpan di gedung yang dibangun dengan konstruksi tahan gempa hingga 6 skala richter.
Diharapkan pemusatan ini akan mempermudah dan mempercepat penambahan kemampuan penyimpanan data. Dari segi keamanan, data Pemkab juga akan lebih terjamin karena disimpan di gedung yang dibangun dengan konstruksi tahan gempa hingga 6 skala richter.
Bupati Boyolali Seno Samodro saat ditemui di sela-sela peninjauan gedung, Senin (5/2/2018), mengatakan pusat data ini akan menjadi tonggak lompatan perubahan dalam banyak hal. Lompatan tersebut antara lain terwujudnya program menelepon gratis bagi sejuta warga Boyolali seumur hidup.
“Program sejuta masyarakat Boyolali menelpon gratis seumur hidup ini bentuknya free Wifi di area-area tertentu,” ujarnya.
Boyolali juga segera menerapkan tanda tangan elektronik dan saat ini tinggal menunggu masalah teknis.
“Untuk tanda tangan elektronik tinggal mengirimkan petugas teknisi kursus ke sandi negara Jakarta, maka Boyolali masuk era digitalisasi,” imbuh Seno didampingi kepala Diskominfo Boyolali Abdul Rahman.
Seno menambahkan, untuk pengembangan data center yang terkait dengan smart city ini, Pemkab menganggarkan Rp12 miliar.
Sementara itu, Abdul Rahman mengatakan untuk mewudujkan program gratis menelepon bagi masyarakat Boyolali, pihaknya akan menempatkan Wifi hotspot di tiap-tiap kecamatan, area publik dan desa yang potensial.
“Kita akan menyediakan Wifi di public area di wilayah kota kabupaten, kecamatan dan di desa yang potensial. Kalau yang sudah ada nanti tinggal penambahan bandwidth,” ujarnya.
Lebih dari itu gedung pusat data senilai Rp4,2 miliar ini dibangun untuk pelayanan OPD. Karenanya, peran vital gedung server ini di-back up berlapis.
“Faktor keamanan menjadi sangat penting karena server ini menyimpan data seluruh Boyolali sehingga faktor keamanan dibuat dengan spesifikasi tinggi, ya tidak sekelas Pentagon tapi ya cukup tinggi lah,” kata dia.