Soloraya
Jumat, 2 Februari 2018 - 17:15 WIB

Kebun Raya Indrokilo Boyolali akan Dilengkapi Patung Sosro Birowo Setinggi 17 Meter

Redaksi Solopos.com  /  Farida Trisnaningtyas  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua wanita berjalan di sekitar taman paku-pakuan di Kebun Raya Indrokilo di Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Jumat (26/1/2018). (Akhmad Ludiyanto/JIBI/Solopos)

Kebun Raya Indrokilo di Boyolali akan dilengkapi dengan patung Sosro Birowo setinggi 17 meter. 

Solopos.com, BOYOLALI—Kebun Raya Indrokilo di Boyolali akan dilengkapi dengan patung Sosro Birowo setinggi 17 meter. Rencananya, patung tersebut akan ditempatkan di depan Gerbang Pasingsingan yang saat ini sudah berdiri.

Advertisement

Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali, Bambang Subagyo, mengatakan, penempatan patung tersebut merupakan bagian dari rencana lanjutan kebun raya yang berada di Kelurahan Kemiri, Mojosongo tersebut.(baca: WISATA BOYOLALI : Pembangunan Belum Rampung, Kebun Raya Indrokilo Sudah Diserbu Pengunjung)

“Rencana pembangunan 2018 anggarannya Rp7,2 miliar. Anggaran ini di antaranya digunakan untuk pembangunan jembatan, gazebo, area outbond, fitur lukisan kolam, dan patung Sosro Birowo,” ujar Bambang pekan lalu sebagaimana disampaikan dalam rilis Pemkab.

Patung tersebut menurut Bambang menggambarkan tokoh Mahesa Jenar. Sosro Birowo merupakan ilmu ajian sakti Mahesa Jenar berupa pukulan yang mampu meluluhlantakkan musuh-musuhnya.

Advertisement

Sementara itu, pembangunan Kebun Raya Indrokilo oleh Pemkab Boyolali terus dikebut. Anggaran pun terus ditambah setiap tahun agar pembangunan selesai tepat waktu. Rencananya kebun raya pada lahan sekitar 8,9 hektare (ha) ini dapat launching pada 2019.

“Kebun Raya Indrokilo yang di wacanakan diresmikan pada tahun 2019 ini lebih mengedepankan sisi pelestarian tumbuhan, penyedia ruang terbuka hijau, wisata, sarana penelitian dan pendidikan,” terangnya.

Selain itu keberadaan kebun raya ini sesuai dengan salah satu misi Bupati Boyolali, yakni memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara optimal dan berkelanjutan dengan tetap memelihara kelestariannya.

Advertisement

Proyek prestius ini dilalui dengan melewati tahapan inisiasi dan pembuatan master plan setelah adanya kerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2013.

Pembangunan fisik dimulai 2016 dengan anggaran Rp5,7 miliar dan non fisik Rp987 juta. Dilanjutkan tahun 2017 dengan anggaran fisik mencapai Rp9,3 miliar serta non fisik mencapai Rp549 juta.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif