Sport
Rabu, 31 Januari 2018 - 05:25 WIB

KEJUARAAN GOKART : Naik Kelas, Pembalap Muda Solo Langsung Juara

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pembalap muda Solo, Diptya Oktadewa Ichwan (tengah), meraih gelar juara dalam seri perdana Kejurnas Gokart Eshark Rok Cup Indonesia 2018 di Sirkuit Sentul, Bogor, Minggu (28/1). (Istimewa)

Kejuaraan gokart diikuti oleh pembalap muda Solo.

Solopos.com, BOGOR — Sinar pembalap muda Solo, Diptya Oktadewa Ichwan, seakan tak ada habisnya. Setelah meraih gelar juara umum dalam Kejuaraan Karting Internasional Rok Cup 2017 kelas senior nonunggulan, Diptya langsung moncer saat naik ke kelas shifter musim ini.

Advertisement

Pembalap yang akrab disapa Dio itu meraih gelar juara dalam seri perdana Kejurnas Gokart Eshark Rok Cup Indonesia 2018 di Sirkuit Sentul, Bogor, Sabtu-Minggu (27-28/1/2018).

Kelas shifter hampir sama dengan kelas gearbox yang biasa ditemui di kejuaraan karting. Bedanya, kelas shifter sudah menggunakan mesin gokart murni sedangkan kelas gearbox masih memakai mesin motor. Ini musim pertama Rok Cup mempertandingkan kelas tersebut.

Mentor Dio, Dicky Septiawan, bersyukur anak asuhnya mampu langsung beradaptasi di kelas baru. “Perkembangannya sangat bagus. Dia tidak kagok meski sekarang harus main persneling,” ujar Dicky saat dihubungi Solopos.com, Selasa (30/1/2018).

Advertisement

Ada lima pembalap yang bakal bersaing dalam enam seri kelas shifter musim ini. Namun saat race, kelas ini masih digabung dengan kelas gearbox nasional. Dalam seri perdana di Sentul, Dio berhasil mengungguli 17 pembalap lain untuk merebut posisi satu. Siswa SMPN 4 Solo itu mengasapi pembalap yang berusia lebih tua seperti Ajie Nur Samsi dan Ucin Al Habsyi yang harus puas di podium kedua dan ketiga.

Dia juga mencatat fastest lap dalam balapan. “Perjuangan Dio cukup dramatis karena di Heat 1 [fase race dalam kejuaraan] dia sempat melorot ke posisi 14. Beruntung setelah itu dia mampu menguasai sirkuit untuk keluar sebagai juara,” ujar Dicky.

Di kelas senior nonunggulan, Dio harus puas finis di posisi kedua. Dicky mengaku tak memaksakan anak asuhnya habis-habisan di dua kelas karena prioritasnya di kelas shifter. Jika mampu tampil stabil di sisa lima seri musim ini, Dio berkesempatan tampil dalam grand final kejuaraan di Italia.

Advertisement

“Ini target jangka panjang kami,” ucap Dicky. Setelah ini, Dio harus bersiap menyambut seri kedua di Sentul, 4 Maret 2018.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif