SOLOPOS.COM - Dera Dewanti Dirgahayu (kanan). (Istimewa)
Dera, korban pembunuhan di Ngemplak, Boyolali, seharusnya menjadi MC reuni SMP-nya di Semarang.
Solopos.com, BOYOLALI — Pada Minggu (28/1/2018), seharusnya menjadi hari yang membahagiakan buat Dera Dewanti Dirgahayu. Perempuan asal Semarang yang tinggal di Perum Sawahan 6, Ngemplak, Boyolali, ini seharusnya bertemu dengan teman-teman SMPN 17 Semarang untuk merayakan reuni Angkatan ‘91.
Bahkan, Dera juga seharusnya tampil ceria di depan teman-teman pada acara kangen-kangenan yang diadakan di sebuah tempat di Semarang itu. Pasalnya, Dera yang berusia 38 tahun ini didaulat menjadi master of ceremony (MC) di acara itu.
Namun takdir berkata lain. Dera harus berpisah dengan teman-temannya tepat sepekan sebelum reuni digelar. Dera menjadi korban pencurian di rumahnya yang berujung pada kematiannya akibat dianiaya pelaku, Minggu (21/1/2018). Jasadnya ditemukan warga sehari berikutnya di kawasan persawahan sekitar Waduk Cengklik, Ngemplak, Boyolali.
Kabar meninggalnya Dera tentu sangat mengejutkan teman-temannya. Apalagi pertemuan dengan wanita lajang yang sudah berpisah selama 26 tahun dengan mereka ini sudah di depan mata. Acara reuni yang sudah dipersiapkan panitia jauh-jauh hari pun tak mungkin ditunda. Sedangkan suasana duka pun tak bisa disimpan. Baca juga: Pembunuh Dera Beraksi Sendirian.
Adik kandung Dera, Sifa, 35 mengatakan, acara reuni tetap diadakan tetapi diselipan acara doa bersama untuk Dera. Bahkan panitia reuni menyediakan meja khusus untuk Dera untuk memajang foto kakaknya itu. Baca juga: Sang Kakak Dibunuh, Adik Dera Ingin Pelaku Dihukum Berat.
“Acara tetap berjalan, tapi ditambahi doa bersama untuk mbak Dera. Diapkan meja dan foto mbak Dera dipajang,” ujarnya saat kepada Espos, Minggu sore.
Berdasarkan informasi yang dia terima, setelah acara reuni teman-teman seangkatan Dera itu melanjutkan dengan ziarah ke makam adiknya di Semarang.