News
Senin, 29 Januari 2018 - 20:05 WIB

Gaya Presiden Filipina Ejek Cara Perekrutan Anggota Baru ISIS

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. (Reuters)

Presiden Filipina mengejek cara ISIS merekrut anggota baru.

Solopos.com, NEW DELHI – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengejek janji manis yang dilakukan militan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam merekrut anggota baru. Selama ini, pengikut ISIS dijanjikan mendapat imbalan berupa 42 wanita cantik di surga. Namun, janji ini dianggap sebagai pembodohan.

Advertisement

Rodrigo Duterte mengatakan, seseorang tidak perlu menjadi anggota ISIS jika hanya ingin mendapatkan wanita cantik. Dia menawarkan para pengikut ISIS datang ke negaranya karena di Filipina banyak wanita cantik.

“Ini adalah pemikiran yang bodoh dan dapat merusak. Seseorang diminta membunuh tanpa alasan dengan iming-iming 42 gadis cantik yang menunggu di surga. Jika hanya soal wanita, saya bisa membuat keinginan mereka menjadi keyataan tanpa perlu membunuh. Datang saja ke negara saya. Di sana banyak gadis cantik,” kata Rodrigo Duterte saat menjadi pembicara dalam acara Forum Bisnis Filipina-India di New Delhi, India, seperti dikutip dari Newsweek, Senin (29/1/2018).

Presiden Filipina itu heran dengan pola pikir para militan ISIS yang dianggap memberikan janji palsu kepada pengikut mereka. Selama ini, militan ISIS mengatakan seseorang yang berjuang di medan perang dan meninggal akan mendapat imbalan 42 gadis di surga kelak.

Advertisement

“Bagaimana mungkin seseorang yang membunuh orang lain mendapat imbalan 42 gadis di surga? Kalau saya lebih tertarik mendapatkan wanita di dunia. Sebab, mungkin Tuhan tidak akan mengizinkan saya mendapatkannya di sana,” sambung dia.

Selain membahas tentang ISIS, Rodrigo Duterte juga mengomentari nasib warga Rohingya yang kini terlunta-lunta di Bangladesh. Dia merasa sangat prihatin dengan nasib buruk yang dialami etnis Rohingya. Namun, dia meminta pemerintah Myanmar yang saat itu diwakili oleh Aung San Suu Kyi tidak terlalu memerhatikan kritikan dari aktivis hak asasi manusia.

“Saya rasa, kita tidak perlu memedulikan para aktivis hak asasi manusia. Mereka hanya sekelompok orang yang gemar membuat keributan,” sambung dia.

Advertisement

Seperti diketahui, Rodrigo Duterte membuat kebijakan yang dianggap bertentangan dengan hak asasi manusia. Kebijakan itu berkaitan dengan caranya berperang melawan narkoba di Filipina. Dalam kebijakan itu, dia meminta siapapun yang terbukti memakai maupun mengedarkan narkoba harus dihukum mati. Hukuman yang dianggap tidak manusiawi ini telah menyebabkan ribuan orang, termasuk anak di bawah umur tewas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif