Soloraya
Jumat, 26 Januari 2018 - 16:35 WIB

BENCANA SRAGEN : Tanah Retak Ancam 2 Rumah Warga Bukuran

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim gabungan memeriksa kondisi tanah retak di RT 006 Dangrejo, Bukuran, Kalijambe, Kamis (25/1/2018) sore. (Istimewa/Agus Subagyo)

Dua rumah warga Bukuran, Sragen, terancam ambruk akibat tanah di bawahnya retak.

Solopos.com, SRAGEN — Tingginya intensitas hujan selama beberapa hari terakhir memicu terjadinya retakan tanah di RT 006 Dangrejo, Desa Bukuran, Kalijambe, Sragen, Kamis (25/1/2018).

Advertisement

Retakan tersebut mengancam dua rumah milik Fauzan Ahmadi, 38, dan Sukaimi, 90. Tim gabungan TNI/Polri, Pemerintah Kecamatan Kalijambe, dan Pemerintah Desa Bukuran, terus memantau kondisi tanah yang retak tersebut. Apalagi intensitas hujan diprediksi masih tinggi beberapa pekan ke depan.

Kasi Trantib Kecamatan Kalijambe, Agus Subagyo, mengatakan retakan tanah di Dangrejo berpotensi ambrol (longsor) bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi. “Air hujan masuk ke rekahan tanah dan secara alamiah menggerus tanah di bagian dalam sehingga rentan longsor atau ambrol. Maka tim gabungan kecamatan terus melakukan pemantauan lokasi yang terjadi retakan tanah itu,” ujar dia.

Agus menjelaskan struktur tanah di Bukuran termasuk labil. Selama musim penghujan ini sudah beberapa kali terjadi longsor skala kecil di Bukuran. Beruntung tak ada korban jiwa atau kerusakan parah bangunan akibat bencana itu.

Advertisement

“Berdasarkan pantauan terkini panjang retakan tanah sekitar 20 meter. Tim di lapangan akan terus memantau perkembangannya apakah ada pertambahan panjang, lebar, dan pergerakan tanah pascahujan turun,” terang dia.

Terpisah, Kapolsek Tanon, AKP Agus Jumadi, mewakili Kapolres Sragen, AKBP Arif Budiman, mengatakan seluruh jajaran Forkompincam Tanon menggelar kerja bakti bersama warga memperbaiki rumah yang rusak, Jumat. Menurut dia, kerja bakti dilakukan sejak pagi hingga siang hari.

Kerja bakti difokuskan membersihkan pecahan genting yang berserakan dan memasang kembali genting di atap rumah warga. Tujuannya agar rumah dapat ditempati kembali.

Advertisement

“Mayoritas kerusakan ringan. Jadi bisa langsung diperbaiki dengan memasang kembali genting dan atap yang rusak. Alhamdulillah tidak sampai ada warga yang mengungsi. Kerja bakti dilakukan bersama-sama warga desa,” ujar dia.

Agus mengaku bangga dengan kekompakan dan guyub rukun seluruh elemen di Kecamatan Tanon. Dia juga mengimbau warga agar selalu waspada selama musim penghujan sebab berbagai bencana berpotensi terjadi saat hujan turun.

“Yang dekat sungai waspadai banjir. Bila harus beraktivitas di dekat sungai harus hati-hati. Intinya jangan gegabah. Musim penghujan rawan berbagai bencana, seperti angin kencang, banjir, maupun tanah longsor,” imbuh dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif