Jateng
Minggu, 21 Januari 2018 - 07:50 WIB

PILKADA 2018 : Ketua DPRD Semarang Khawatirkan Golput Tinggi di Pilgub Jateng, Ini Sebabnya…

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang, Supriyadi, (supriyadipdip.com)

Pilkada atau tepatnya Pilgub Jateng 2018 dikhawatirkan Ketua DPRD Semarang Supriyadi bakal diwarnai dengan banyaknya warga yang memilih golongan putih alias golput.

Semarangpos.com, SEMARANG — Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi mengaku khawatir dengan tingginya potensi warganya yang memilih menjadi golongan putih alias golput dalam pemilihan umum kepala daerah (pilkada) atau tepatnya Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah 2018. Golput sejak masa Orde Baru lalu lazim disematkan pada kalangan warga yang memilih tidak memilih dalam pelaksanaan pemilihan umum (pemilu).

Advertisement

“Kalau melihat hanya dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, saya mengkhawatirkan angka golput meningkat,” kata fungsionaris DPC PDIP Kota Semarang yang berpengalaman dalam pemenangan pemilu bagi partainya itu seusai pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih Pilgub Jateng 2018 di kediamannya, Kota Semarang, Sabtu (20/1/2018).

Supriyadi menjelaskan semakin sedikitnya kandidat yang bersaing pada pilkada biasanya akan membuat minat masyarakat untuk berpartisipasi pada pesta demokrasi berkurang. Berbeda soal, kata dia, jika pilkada diikuti lebih dari dua pasangan calon yang membuat masyarakat memiliki banyak alternatif memilih sosok pemimpin. Kondisi semacam itu, menurut dia bakal membuat minat masyarakat dengan sendirinya lebih besar.

Sebagaimana kerap diberitakan, pilkada atau tepatnya Pilgub Jateng bakal diikuti dua pasangan calon. Gubernur incumbent atau petahana kembali mencalonkan diri untuk jabatan sama, Ganjar Pranowo, dengan didampingi calon wakil gubernurnya, Taj Yasin. Penantangnya adalah mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said yang berpasangan dengan politikus Partai Kebangkitan Bangsa, Ida Fauziyah.

Advertisement

Demi menekan angka golput, Supriyadi menekankan perlunya sosialisasi kepada masyarakat terhadap program, termasuk menyadarkan betapa pentingnya menggunakan hak pilih sebagai warga negara. Kalau pasangan calon yang ikut semakin banyak, kata dia, sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat lebih merata, minimal dari kampanye yang dilakukan pasangan calon yang bersangkutan, ditambah parpol pengusung.

“Ini menjadi kerja keras dari parpol pengusung dan pendukung, bukan hanya pasangan calon. Bagaimana mengoptimalkan mesin parpol yang dimilikinya untuk menyampaikan program agar golput bisa ditekan,” katanya.

Komisi Pemilihan Umum (KPU), kata dia, harus bisa memaksimalkan perannya untuk menyosialisasikan kepada masyarakat secara merata agar menyadari pentingnya menggunakan hak pilih untuk menentukan masa depan. Bukan hanya itu, Supriyadi mengatakan sosialisasi sebenarnya tidak bisa hanya mengandalkan peran KPU, tetapi seluruh elemen masyarakat, mulai tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga camat, lurah, dan jajaran pengurus RT dan RW.

Advertisement

“Kami berharap masyarakat sadar pentingnya menggunakan hak pilih dalam pilkada. Hak pilih mereka menentukan masa depan Jateng. Jangan sampai ada warga yang tidak menggunakan hak pilihnya,” pintanya kepada warga Kota Semarang menghadapi Pilgub Jateng 2018.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif