Soloraya
Jumat, 19 Januari 2018 - 23:35 WIB

PENATAAN KOTA SOLO : Busri Dipertahankan di Sriwedari, Pelaku Usaha Lain Belum Jelas Nasibnya

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Calon pembeli memadati salah satu kios buku di kawasan Jl. Kebangkitan Nasional, Sriwedari, Laweyan, Solo, Senin (11/9/2017).(Danur Lambang Pristiandaru/JIBI/Solopos)

Pemkot Solo belum bisa memastikan nasib para pelaku usaha di Sriwedari sehubungan dengan penataan kawasan tersebut.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo belum bisa memastikan nasib seluruh pelaku usaha di kawasan Sriwedari kaitannya dengan rencana penataan dan revitalisasi yang akan dilakukan.

Advertisement

“Yang sudah pasti tetap di sana [Sriwedari] yang buku, ya, Busri [pedagang buku bekas belakang Sriwedari]. Pujasari belum tahu. Yang jelas nanti ada sebagian yang kami akomodai tetap di sana, ada sebagian yang harus keluar,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Solo, Endah Sitaresmi Suryandari, saat berbincang dengan Solopos.com, beberapa hari lalu.

Namun demikian, Sita sapaannya, menjelaskan penataan secara menyeluruh terutama kepada ratusan pelaku usaha di kawasan Sriwedari paling cepat dilakukan tahun depan. “Tahun ini fokus kami baru dua pekerjaan, yakni Masjid Raya Taman Sriwedari dan pembangunan Gedung Wayang Orang.”

Advertisement

Namun demikian, Sita sapaannya, menjelaskan penataan secara menyeluruh terutama kepada ratusan pelaku usaha di kawasan Sriwedari paling cepat dilakukan tahun depan. “Tahun ini fokus kami baru dua pekerjaan, yakni Masjid Raya Taman Sriwedari dan pembangunan Gedung Wayang Orang.”

Pemkot masih mempertimbangkan banyak hal untuk model penataan kawasan Sriwedari sisi timur, terutama di lingkungan Museum Radya Pustaka. “Kebetulan penataan kami belum sampai sana. Mungkin tahun depan. Ini baru inventarisasi [pelaku usaha]. Kebijakan selanjutnya saya tunggu instruksi Pak Wali [Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo],” ujar Sita.

Baca:

Advertisement

Ini Denah Penataan Kawasan Sriwedari oleh Dinas PUPR Solo

Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Yulistiyanto, menjelaskan secara umum Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Solo sudah menyiapkan beberapa grand desain terkait model penataan kawasan Sriwedari. Namun soal pelaku usaha, Budi memastikan tidak semua akan dipertahankan di kawasan itu.

“Belum tentu semuanya di sana, ada yang tetap di sana ada juga yang harus keluar. Termasuk yang Pujasari nanti akan kami lihat secara detail status penempatannya. Apalagi setelah kami lihat, di sana juga ada yang sewa ada juga yang beli.” kata Budi.

Advertisement

Seperti diketahui,di kawasan Sriwedari tercatat ada 280 kios yang mengantongi surat izin penempatan (SIP) di kawasan Sriwedari. SIP diterbitkan Dinas Pariwisata.

Sebanyak 280 kios pemegang SIP, paling banyak berada di Kios Pujasari sisi barat Jl. Museum. Di sana ada 134 kios pemegang SIP, yang meliputi pedagang dan pengrajin pigura, seni lukis, dan beberapa warung makan.

Dari 134 kios itu, ada satu kios yang kini menjadi pos ronda. Sebagian kios, terutama di bagian dalam saat ini dalam kondisi rusak karena rapuh dan kebakaran.

Advertisement

Selain Pujasari, ada 97 pemegang SIP yang menempati deretan kios Busri. Di dalam Taman Sriwedari, ada 29 kios pemegang SIP dan di seputaran Joglo ada 20 kios.

Terpisah, Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo akan membuatkan kios baru untuk pedagang Busri. Kios Busri akan dirombak total, salah satu alternatifnya akan dibuat pasar dua atau tiga lantai.

“Saya sudah minta Bu Sita untuk membuatkan kios yang lebih bagus,” ujar Rudy. Namun, Sita memastikan penataan Busri belum bisa dilakukan tahun ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif