Jogja
Jumat, 19 Januari 2018 - 18:20 WIB

Parah, Begini Kondisi Panel Surya yang Rusak di Bantul

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah seorang petani Dusun Wunut, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri di antara panel surya yang rusak akibat terjangan banjir November lalu, Jumat (19/1/2018). (Rheisnayu Cyntara/JIBI/Harian Jogja)

Kerusakan panel surya di Bantul telah dilaporkan ke Kementerian Pertanian

Harianjogja.com, BANTUL—Kepala Dusun Wunut, Sugiyanto mengaku telah melaporkan kerusakan panel surya beserta peralatan lainnya ke Kementerian Pertanian (Kementan).

Advertisement

Baca juga : Puluhan Panel Surya di Bantul Rusak, Petani Terancam Gagal Tanam Bawang

Namun laporan tersebut baru sebatas pemberitahuan saja. Pihaknya belum mengajukan permohonan perbaikan alat pengairan tenaga surya yang selama ini digunakan untuk mengairi lahan pertanian bawang merah tersebut.

“Sudah saya laporkan, selanjutnya kami menunggu tanggapan kementerian,” katanya, Jumat (19/1/2018).

Advertisement

Sugiyanto menyebut beberapa alat yang terserak karena banjir telah disimpan. Namun ia juga tak yakin apakah alat tersebut masih dapat berfungsi atau tidak. Belum lagi panel surya yang tinggal beberapa saja.

Berdasarkan pantauan Harianjogja.com di lapangan, panel surya yang tersisa hanya tiga buah. Itu pun telah pecah bahkan tinggal lembaran yang mustahil untuk dapat digunakan kembali. Sementara mesin pompa juga sudah rusak dan berkarat karena kemasukan air.

Tandon air juga tidak ada, bahkan bangunan penyangganya pun sudah tak kokoh lagi bentuknya.

Advertisement

Padahal, Sugiyanto menambahkan, warga setempat berharap banyak dari alat teknologi yang merupakan uji coba dari Kementan ini. Pasalnya setelah menggunakan alat tersebut, hasil panen bawang di daerahnya meningkat drastis, mencapai 13 ton per hektare.

Itu lebih tinggi dibandingkan hasil panen bawang merah di daerah pesisir seperti di Kecamatan Sanden dan Kretek. Selain itu, petani juga bisa memangkas anggaran hingga 30% karena tak perlu mengeluarkan uang guna membeli bahan bakar.

“Padahal tahun ini rencananya mau mengajukan lahan diperluas jadi lima hektare. Tapi kalau rusak, mana bisa,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif