Soloraya
Kamis, 18 Januari 2018 - 08:35 WIB

Kena Virus Berbahaya, Bayi Usia 3 Bulan di Solo Butuh Donor Hati

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Azril Fauzan Rashya, 3, penderita penyakit kolestasis intrahepatik, Rabu (17/1). Keluarga mengharapkan ada orang dermawan yang mau mendonorkan hati untuk menyelamatkan bayi. (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Kisah tragis dialami bayi berusia 3 bulan yang terserang virus berbahaya yang merusak fungsi hati.

Solopos.com, SOLO — Azril Fauzan Rashya, 3 bulan, terbangun dari tidurnya setelah satu jam tertidur di dalam kamar berukuran sekitar 4 meter x 5 meter. Ibunya Reni Cayawati, 36, mengendongnya lalu memberinya ASI. Azril kembali tertidur pulas di tempat tidurnya dengan ditemani ibunya.

Advertisement

Tampak sekilas dari fisiknya Azril seperti bayi pada umumnya. Sedikit orang yang tahu anak kedua pasangan Ambang Widiasto, 34, dan Reni Cayawati,32, ini menderita penyakit berbahaya. Dia terkena kolestasis intrahepatik, penyakit yang disebabkan virus Cyto Megalo Virus (CMV). Virus tersebut merusak fungsi hati sehingga membuat Azril sakit-sakitan.

Bayi asal Kampung Sekip RT 005 /RW 008, Kadipiro, Banjarsari, ini hanya memiliki berat badan 3,4 kg di usia 3 bulan. Virus tersebut merusak sel di dalam hati sehingga untuk mengobatinya harus dilakukan transplantasi hati. Kini kedua orang tuanya mencari pendonor hati untuk mengobati anaknya.

Advertisement

Bayi asal Kampung Sekip RT 005 /RW 008, Kadipiro, Banjarsari, ini hanya memiliki berat badan 3,4 kg di usia 3 bulan. Virus tersebut merusak sel di dalam hati sehingga untuk mengobatinya harus dilakukan transplantasi hati. Kini kedua orang tuanya mencari pendonor hati untuk mengobati anaknya.

“Kami berharap besar ada dermawan yang mau mendonorkan hatinya untuk anaknya [Azril]. Keluarga sampai sekarang masih mencari pendonor hati,” ujar ayah Azril, Ambang, kepada wartawan, Rabu (17/1/2018).

Ambang merupakan polisi berpangkat Bripka yang bertugas di Bagian Staf Sumber Daya Manusia (Sumda) Polresta Surakarta. Ambang menjelaskan awalnya anaknya hanya sakit kuning saat usianya masih satu bulan.

Advertisement

“Saya membawa dia [Azril] ke RS PKU Muhammadiyah. Kemudian dirujuk ke RSUD [Rumah Sakit Umum Daerah] dr. Moewardi selama dua pekan,” kata dia.

Saat diperiksa dokter spesialis penyakit dalam ternyata Azril menderita penyakit kolestasis intrahepatik. Ia tidak menyangka Azril terkena penyakit berbahaya itu di usia yang baru tiga bulan.

“Istri saya selama hamil sampai melahirkan tidak ada gejala apa-apa. Baru setelah bayi berusia satu bulan mulai ada gejala sakit,” kata dia.

Advertisement

Ambang panik setelah dokter menyarankan transplantasi hati untuk bisa menyembuhkan anaknya. Transplantasi hati tersebut hanya bisa dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangungkusumo (RSCM) Jakarta.

“Sebenarnya ada penyembuhan tanpa operasi, tetapi dosis obatnya tinggi sehingga berisiko terkena ginjal. Saya tidak berani menggambil risiko itu,” kata dia.

Ditanya terkait biaya operasi transplantasi hati, Ambang memperkirakan sekitar Rp1,2 miliar. Keluarga tidak mempersoalkan biaya operasi. Namun, yang menjadi persoalan adalah belum adanya orang yang mau mendonorkan hati.

Advertisement

Seorang dokter dari Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Klinik Polresta Solo, Rulita Ririn Prabawati, membenarkan pasien Azril terkena penyakit kolestasis intrahepatik. Penyakit ini merusak sel hati sehingga membuat hati tidak bisa berfungsi normal.

“Kami hanya bisa memberikan pertolongan seadanya. Dokter sudah menyarankan agar bayi segera dilakukan operasi transplantasi hati,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif