Soloraya
Rabu, 17 Januari 2018 - 14:00 WIB

PERTANIAN WONOGIRI : Biar Tak Ribet, Tebus Pupuk Pakai Kartu Tani Lewat Gapoktan

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sawah di desa. (Solopos/dok)

Pertanian Wonogiri, pembelian pupuk dengan kartu tani dikoordinir gapoktan.

Solopos.com, WONOGIRI — Pemberlakuan kartu tani untuk menebus pembelian pupuk bersubsidi dinilai ribet oleh kalangan petani. Namun, penebusan tersebut bisa lebih mudah dengan dikoordinasikan oleh gabungan kelompok tani (gapoktan).

Advertisement

Ketua salah satu gapoktan di Baturetno, Tomi, mengungkapkan anggota gapoktan bisa mengumpulkan kartu tani mereka ke gapoktan untuk penebusan pupuk bersubsidi.

Anggota gapoktan tidak perlu berurusan dengan distributor atau pengecer untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Mereka tetap membeli pupuk sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), namun setiap anggota dikenai biaya senilai Rp3.000 untuk dana transportasi.

Advertisement

Anggota gapoktan tidak perlu berurusan dengan distributor atau pengecer untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Mereka tetap membeli pupuk sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), namun setiap anggota dikenai biaya senilai Rp3.000 untuk dana transportasi.

“Dana itu dikumpulkan sebagai kas gapoktan,” ujarnya pada acara Persiapan Pemberlakuan Kartu Tani di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Senin (16/1/2018).

Dia menilai langkah tersebut memudahkan petani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Selain anggota gapoktan tidak perlu ribet, cara tersebut juga diklaim lebih hemat karena biaya transportasi ke tempat pengecer terdekat bisa mencapai Rp10.000 untuk satu petani. Sementara pembelian secara kelompok hanya Rp3.000 untuk kas gapoktan.

Advertisement

“Kami berharap dengan adanya kartu tani tidak membuat para petani menjadi individual karena gapoktan dan poktan telah lama kami bina,” ujar Safuan.

Dalam kesempatan itu, Safuan membeberkan HET pupuk bersubsidi 2018 yakni Urea seharga Rp1.800/kg, SP-36 seharga Rp2.000/kg, ZA seharga 1.400/kg, NPK seharga 2.300/kg, dan organik seharga Rp500/kg.

Selain itu, dia memastikan kuota pupuk bersubsidi di Wonogiri aman selama 2018 meskipun ada pengurangan 1.000 ton urea dan NPK dari alokasi tahun lalu. Alokasi Urea tahun lalu sebanyak 30.000 ton menjadi 29.000 ton. Sedangkan alokasi NPK tahun lalu sebanyak 23.000 ton menjadi 22.000 ton.

Advertisement

Namun, alokasi pupuk lainnya mengalami penambahan alokasi. SP-36 bertambah 65 ton dan ZA bertambah 496 ton. Penambahan alokasi paling menonjol terjadi di pupuk organik yang mencapai 5.000 ton.

Mengenai penggunaan kartu tani, dia mengungkapkan terdapat lima kecamatan di Wonogiri yang sementara waktu ini tidak bisa digunakan karena terjadi kesalahan, yakni Pracimantoro, Karangtengah, Parnggupito, Sidoharjo, dan Nguntoronadi.

“Pracimantoro dan Karangtengah sudah diinput tetapi ada kekeliruan. Padahal, setelah diinput sistem sudah itu langsung dikunci. Ini akan diselesaikan secepatnya oleh BRI,” ungkapnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif