Jogja
Senin, 15 Januari 2018 - 22:20 WIB

Harga Tertinggi yang Pernah Terjadi, Beras di Kulonprogo Capai Rp12.000

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pembeli tetap membeli beras di salah satu kios beras di Pasar Wates, Kulonprogo meski harga beras medium yang dibelinya harganya tengah mahal, Kamis (11/1/2018). (Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Harga beras jenis medium di Kulonprogo mencapai harga Rp12.000 per kilogramnya

Harianjogja.com, KULONPROGO — Harga beras jenis medium di Kulonprogo mencapai harga Rp12.000 per kilogramnya. Menurut pedagang beras di Pasar Wates yang biasanya melayani pembeli dari seluruh Kulonprogo, harga itu menjadi harga tertinggi selama mereka berjualan bahan pokok itu.

Advertisement

Menurut salah satu pedagang beras di Pasar Wates, Novi, 40, mengungkapkan, kenaikan harga beras medium yang hampir mencapai Rp12.000 per kgnya itu menjadi harga beras termahal yang pernah ia jual.

Selama ia berjualan harga beras medium khususnya IR 64 tidak pernah menyetuh Rp 11.000. Namun kali ini, beras IR 64 mengalami kenaikan hingga hingga Rp11.400 per kgnya.

“Kalau seminggu ini memang rata-rata kenaikan sebesar Rp1.000 rupiah, namun jika dari harga pasaran sudah mengalami kenaikan sekitar Rp2.000. Di pedagang sembako yang di Girimulya dan Kokap mungkin bisa Rp13.000 untuk jenis Rojolele dan Mentik Wangi,” katanya.

Advertisement

Novi menengarai kenaikan harga terjadi karena panen raya dari daerah pemasok belum terjadi. Menurutnya hal itu membuat pasokan beras ke Kulonprogo tersendat. Biasanya daerah pemasok seperti Klaten dan Delanggu mengirimkan pasokan setiap dua hari sekali menjadi seminggu sekali.

“Seharusnya kemarin Sabtu [13/1/2018], tetapi sampai saat ini [Senin] belum dikirim,” katanya.

Atas kenaikan harga yang terus terjadi, Novi mengungkapkan bahwa hal itu juga berimbas dengan omzet penjualannya yang tiap hari kian menurun. Dimana banyak pembeli langganannya yang mengurangi jumlah pembeliaannya. “Yang biasanya 10 kilogram jadinya dikurangi,” katanya.

Advertisement

Begitu juga dengan pedagang beras lainnya, Sri, 59, yang juga berjualan di Pasar Wates. Pada hari biasa Sri mampu menjual tujuh ton per harinya. Namun kali ini untuk menjual lima ton perhari sudah merasa kesulitan.

“Biasanya lima hingga tujuh kwintal lebih, sekarang lima kwintal saja susah,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif