Jogja
Senin, 8 Januari 2018 - 23:40 WIB

Tanpa Uang Bensin, Wibie Ingin Bumi Lebih Nyaman Ditinggali

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wibie Wakker menunjukkan Volkswagen Golf Variant miliknya yang mesinnya telah dimodifikasi menjadi mobil listrik saat mampir di Wildlife Rescue Centre (WRC) Jogja, Dusun Paingan, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo, 29 Desember 2017 lalu. (Rima Sekarani I. N./JIBI/Harian Jogja)

Kendarai mobil listrik, warga Belanda keliling puluhan negara.

Harianjogja.com, JOGJA–Seorang warga negara Belanda bernama Wibie Wakker berkeliling dunia mengemudikan mobil listrik dengan misi mengampanyekan kendaraan ramah lingkungan. Pelawatan Wibie adalah bagian dari proyek besar membuat Bumi tetap nyaman ditempati. Berikut laporan wartawan Harianjogja.com Rima Sekarani I. N.

Advertisement

Kedatangan tamu dari luar negeri sebenarnya sudah lumrah bagi Wildlife Rescue Centre (WRC) Jogja. Beberapa sukarelawan yang ikut membantu kegiatan di pusat perlindungan satwa di Dusun Paingan, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo, tersebut juga juga merupakan warga negara asing. Namun, tamu pagi itu istimewa.

Dia, Wibie Wakker, datang dari Negeri Kincir Angin menggunakan mobil yang digerakkan energi listrik.
Mahasiswa asal Belanda yang akrab disapa Wibie itu memodifikasi mesin konvensional pada Volkswagen Golf Variant miliknya menjadi mobil listrik mulai 2009 lalu.

Advertisement

Dia, Wibie Wakker, datang dari Negeri Kincir Angin menggunakan mobil yang digerakkan energi listrik.
Mahasiswa asal Belanda yang akrab disapa Wibie itu memodifikasi mesin konvensional pada Volkswagen Golf Variant miliknya menjadi mobil listrik mulai 2009 lalu.

Setelah beberapa kali percobaan, dia berhasil merakit mobil listrik bertenaga 150 kilowatt (kW) dengan kapasitas baterai sebesar 37 kWh. Kendaraan itu mampu menempuh jarak hingga 200 kilometer berbekal baterai penuh energi setelah pengecasan selama 12 jam.

Wibie kemudian memulai perjalanan keliling dunia bersama mobil listriknya sejak Maret 2016. “I’m traveling from Holland to Australia in a fully electric car. I’m traveling without money but share energy to reach the destination [Saya menempuh perjalanan dari Belanda ke Australia menggunakan mobil listrik. Saya pergi tanpa membawa uang dan membawa semangat berbagi energi],” kata Wibie saat mampir ke WRC Jogja pada 29 Desember 2017 lalu.

Advertisement

Trayek panjang Wibie tidak selalu mulus. Dia mencontohkan mesin mobil listrik sempat rusak saat singgah di India karena jalan yang buruk. Meski begitu, dia mampu mengatasi hambatan itu. Salah satunya juga berkat bantuan dari warga negara setempat.

Sebelum sampai di Indonesia, Wibie sudah menyambangi 31 negara lain. Indonesia menjadi negara ke-32 setelah dia mengunjungi Malaysia. Wibie masuk Indonesia melalui Kalimantan lalu menyeberangi Laut Jawa menuju Semarang, Jawa Tengah. Perjalanannya diteruskan ke DIY sebelum kemudian lanjut ke Surabaya Jawa Timur, Bali, dan yang terakhir Australia sebagai destinasi final.

Wibie punya alasan khusus untuk mampir ke Kulonprogo hari itu. Dia ingin melihat perawatan satwa liar di WRC Jogja. Menurut dia, ada kesamaan visi antara dirinya dan WRC Jogja. Meski bentuknya berbeda, penyelamatan satwa liar di WRC Jogja sejalan dengan proyek mobil listrik yang fokus pada pengembangan kendaraan ramah lingkungan. Keduanya bisa dibilang sama-sama bergerak di bidang konservasi alam.

Advertisement

Wibie ingin semakin banyak orang di dunia yang tertarik mengembangkan dan menggunakan mobil listrik. “Electric car is very cheap. You don’t need  money to run the car. It’s very powerfull. It’s definitely that electric car is the car of the future [Mobil listrik sangat murah. Anda tidak butuh banyak uang untuk menjalankannya. Mobil listrik adalah mobil masa depan],” ujar dia.

Pentingnya Mobil Listrik

Wibie bukan asal ngomong. Telaah berjudul Global Automotive Executice Survey 2017 yang dikeluarkan KPMG, perusahaan audit yang berbasis di Belanda, menyebutkan proporsi mobil berbasis listrik akan meningkat dari 4% pada 2016 menjadi 7% pada 2023. Kajian itu berdasarkan wawancara dengan 1.000 pejabat eksekutif industri otomotif di 42 negara.

Advertisement

Produsen mobil berskala global sudah mulai menggeser haluan mereka menuju elektrifikasi. BMW untuk sementara menjadi pemimpin pasar mobil listrik, disusul Toyota, Tesla, Honda, Daimler/Mercedes Benz, Ford, General Motor, Volkswagen, Suzuki, dan Fiat. Sepanjang tahun lalu, BMW menjual 100.000 mobil listrik di seluruh dunia dan menguasai 21% pasar dunia. Toyota bahkan sudah menjual 11 juta mobil listrik dalam 20 tahun terakhir.

Namun, Toyota mengembangkan teknologi ramah lingkungan ini dengan metode hibrida, yakni menggunakan dua tenaga penggerak mobil, listrik dan bahan bakar minyak. Penggunaan mobil listrik akan mengurangi ketergantungan dunia terhadap minyak bumi. Longview Economics, perusahaan konsultan ekonomi di Amerika Serikat menyatakan penggunaan mobil listrik sangat penting lantaran sekitar 70% minyak dipakai untuk transportasi. Padahal, minyak merupakan komponen utama dalam menyumbang pemanasan global.

Perubahan iklim tak bisa diremehkan. Tim peneliti beranggotakan 11 ilmuwan Denmark, dalam kajian yang ditulis di jurnal Geology, 18 Februari 2015, menyatakan pemanasan global menyebabkan suhu Bumi naik dua sampai empat derajat Celcius. Akibatnya, kita semakin gerah. Ditlev Engel, Chief Executive DNV GL, perusahaan konsultan energi yang berkantor pusat di Belanda, mengatakan upaya menuju kendaraan listrik itu setidaknya bakal mengurangi emisi karbon. Kesepakatan Paris 2015, konsensus negara-negara anggota PBB untuk menangani perubahan iklim, menargetkan pemanasan global berada di bawah dua derajat Celcius pada 2050 dan mobil listrik punya andil besar.

“Energi terbarukan mengambil lebih banyak porsi, kita harus mempercepat peralihan ke mobil listrik,” ujar Engel kepada Reuters, September 2017 lalu. Meningkatnya produksi listrik akan menjadi pendorong utama penggunaan energi yang lebih efisien karena konsumen beralih dari bahan bakar fosil dengan efisiensi rendah. Sumber energi terbarukan akan mencapai 85% dari produksi listrik global pada 2050, berdasarkan proyeksi DNV GL.
Beberapa negara kemudian mulai ambil ancang-ancang untuk menyelamatkan kehidupan. Inggris. Amerika Serikat, Jerman, India, bakal melarang penjualan mobil diesel dan bensin pada 2030. Indonesia juga membuat peta jalan pelarangan penjualan mobil berbahan bakar energi fosil pada 2040. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengharapkan mobil listrik bisa menguasai 25% pasar otomotif Tanah Air pada 2025. Presiden Joko Widodo pertengahan tahun lalu mengatakan mobil listrik harus diperhitungkan secara serius. “Karena semua akan mengarah ke sana. Jangan sampai besok orang sudah masuk ke sana, kita bingung. Insentif apa yang harus diberikan untuk penemu, risetnya, industrinya. Ini semua harus disiapkan,” kata dia.

Ikhtiar di DIY
Mobil listrik Volkwagen Golf Variant yang dipakai Wibie mengarungi Eropa menuju Asia dan berakhir di Australia bisa menjadi inspirasi untuk mewujudkan Bumi yang enak dan nyaman ditinggali. Meski masih berskala kecil, ikhtiar itu juga muncul di DIY.

“Mobil listrik ini sangat bagus untuk kampanye hemat energi dan kendaraan  tanpa polusi. Bagus sekali kalau bisa diproduksi massal,” ujar Tarko Sudiarni, Ketua Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YAKY). Dia tidak melewatkan kesempatan untuk menjajal mobil listrik milik Wibie. Selepas dari Kulonprogo, Wibie beranjak ke Jogja. Dia pun bersua dengan beberapa orang. Salah satunya adalah Wiwin, warga Kricak, Tegalrejo, Jogja. “Ketemu saya sejak malam Tahun Baru. Lalu main ke rumah Senin (1/1/2018) dan sempat menginap semalam sebelum melanjutkan perjalanan ke Surabaya,” kata Wiwin, saat dihubungi Harianjogja.com, Sabtu (6/1/2018) kemarin.

Menurut Wiwin, Wibie juga mengisi ulang daya baterai mobil listrik di rumahnya. Kebetulan, Wiwin sendiri tertarik mengembangkan kendaraan ramah lingkungan. Sejak 2011, dia berusaha membuat sepeda, motor, hingga mobil listrik. Wiwin jelas antusias dengan kedatangan Wibie, begitu pula sebaliknya. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. “Dia bertanya tentang kenapa saya membuat inovasi kendaraan listrik dan apa saja yang sudah dibikin. Saya memang hobi dengan teknologi terbarukan. Suka utak-atik lalu ingin punya kendaraan yang lingkungan tanpa BBM,” kata Wiwin. (rima@harianjogja.com)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif