Soloraya
Senin, 8 Januari 2018 - 19:35 WIB

PILKADA 2018 : Bupati Karanganyar Juliyatmono Angkat Bicara soal Perpecahan Yuro

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Juliyatmono menunjukkan surat rekomendasi DPP Partai Golkar di Karanganyar, Senin (8/1/2018). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Bupati Karanganyar Juliyatmono mengaku tetap menganggap Rohadi Widodo sebagai kawan politik.

Solopos.com, KARANGANYAR — Sehari setelah menerima rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP sebagai calon bupati (cabup) Karanganyar dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018, Juliyatmono mulai membuka diri dan bicara blak-blakan, termasuk soal pecahnya kongsinya dengan Rohadi Widodo.

Advertisement

Pada Pilkada 2013 lalu, Juliyatmono berpasangan dengan Rohadi Widodo membentuk akronim Yuro sebagai branding kampanye. Mereka memenangi pilkada itu sehingga Juliyatmono menjadi bupati sedangkan Rohadi Widodo yang merupakan politikus PKS menjadi wakil bupati.

Namun, keduanya pecah kongsi pada Pilkada tahun ini setelah Juliyatmono mendapat dukungan dari PDIP dan kemungkinan akan berpasangan dengan politikus PDIP sebagai cabup-cawabup. Di hadapan awak media, Senin (8/1/2018), Juliyatmono yang mengenakan pakaian warna putih menjelaskan secara gamblang penyebab pecahnya Yuro. (Baca: PKS Karanganyar Merasa Ditinggal Juliyatmono, Yuro Pecah?)

Advertisement

Namun, keduanya pecah kongsi pada Pilkada tahun ini setelah Juliyatmono mendapat dukungan dari PDIP dan kemungkinan akan berpasangan dengan politikus PDIP sebagai cabup-cawabup. Di hadapan awak media, Senin (8/1/2018), Juliyatmono yang mengenakan pakaian warna putih menjelaskan secara gamblang penyebab pecahnya Yuro. (Baca: PKS Karanganyar Merasa Ditinggal Juliyatmono, Yuro Pecah?)

Juliyatmono yang juga ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Karanganyar itu membantah bubarnya Yuro karena ia nilapke (meninggalkan) Rohadi Widodo dan PKS. Juliyatmono mengaku masih menganggap Rohadi Widodo sebagai kawan politik yang baik.

Juliyatmono menyanjung kinerja Rohadi Widodo yang dinilai sebagai pribadi energik, tidak mengenal lelah, dan hobi berolahraga. Sepanjang melaksanakan amanah rakyat sebagai Yuro, hubungan Juliyatmono dengan Rohadi Widodo berjalan harmonis. Sembari menjelaskan tentang kesolidannya, Juliyatmono membawa dua surat di tangannya.

Advertisement

Surat lainnya, yakni surat rekomendasi terbaru yang ditandatangani Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham. “Saya berpasangan dengan Pak Rohadi Widodo sejak Pilkada 2013. Kami cukup nyaman dan saling melengkapi. Saya sendiri tidak pernah mengubah sikap saya. Hingga akhirnya turun surat dari DPP Partai Golkar ini yang menjadi hasil munaslub. Sebagai kader, saya harus mengikuti mekanisme organisasi. Tidak ada pengkhianatan di sini. Saya pun belum pernah menjalin komunikasi secara intens dengan PDIP sebelum turunnya rekomendasi terbaru,” kata Juliyatmono. (Baca: Dukungan Partai Demokrat Bikin Peluang Menang Juliyatmono Kian Besar)

Juliyatmono mengakui adanya pendukung yang menyayangkan harus menjalankan rekomendasi DPP Partai Golkar. Juliyatmono berharap hal tersebut tak berlarut-larut.

“Setelah turunnya rekomendasi itu, saya belum berkomunikasi dengan Pak Rohadi Widodo. Setelah ini nanti saya akan menjalin komunikasi. Saya akan jelaskan semuanya dengan terperinci. Saya dan Pak Rohadi Widodo masih memimpin di Karanganyar hingga akhir 2018. Komunikasi juga saya jalin dengan berbagai parpol di Karanganyar,” katanya.

Advertisement

Juliyatmono mengaku sangat siap dipasangkan dengan kader PDIP Karanganyar, Rober Christanto, di Pilkada 2018. Juliyatmono pun sudah berbicara empat mata dengan Rober Christanto guna menyusun strategi berikutnya.

Hal itu termasuk melanjutkan berbagai program yang sudah bagus di era Yuro jika berhasil menang di Pilkada 2018. “Lima program unggulan yang kami miliki akan kami lanjutkan. Kami berencana mendaftarkan sebagai pasangan calon di Pilkada 2018 di kantor Komisi Pemilihan Umum [KPU] Karanganyar, Rabu [10/1/2018] setelah Zuhur. Saya tak terlalu memikirkan apakah di Pilkada 2018 ini sebagai pasangan calon tunggal atau ada lawannya,” katanya.

Selain menjalin hubungan dengan Rober Christanto, Juliyatmono juga sudah menjalin komunikasi yang baik dengan seluruh kader PDIP Karanganyar. Juliyatmono mengapresiasi semangat militansi PDIP untuk tegak lurus terhadap perintah partai.

Advertisement

“Dengan semuanya berhubungan baik, termasuk dengan Pak Paryono. Setiap ada acara jagong, saya juga bertemu,” katanya.

Paryono adalah mantan ketua DPC PDIP Karanganyar yang pernah menjadi rival Juliyatmono di Pilkada 2013.

Berbeda dengan Juliyatmono, sampai sekarang Rohadi Widodo masih bungkam saat ditanya sikap politiknya di Pilkada 2018. Saat Solopos.com, menghubungi Rohadi Widodo via telepon seluler (ponsel), yang bersangkutan tidak merespons.

Di sisi lain, Rober Christanto mengaku sudah siap mendampingi Juliyatmono di Pilkada 2018. “Sebelum rekomendasi itu turun, saya juga sudah bertemu dengan Pak Juliyatmono. Saya juga sudah dihubungi DPP PDIP terkait hal itu,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif