Soloraya
Minggu, 31 Desember 2017 - 22:35 WIB

Ini Resolusi Bupati Sragen untuk Tahun 2018

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Yuni Sukowati menyampaikan Rancangan Nota Kesepakatan KUPA-PPAS APBD Perubahan 2017 di Gedung DPRD Sragen, Senin (28/8/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Bupati Sragen memiliki keinginan yang ingin dicapai pada 2018 mendatang, apakah itu?

Solopos.com, SRAGEN — Sejumlah pejabat dan aktivis di Bumi Sukowati memiliki resolusi untuk direalisasikan pada 2018. Ada yang ingin kurus hingga solusi untuk sosialisasi gender khusus untuk kaum laki-laki.

Advertisement

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati sambil berkelakar memiliki resolusi ingin langsing dengan program diet. Ia enggan bicara tentang resolusi di bidang pemerintahan. “Ingin kurus, hahahaha. Setuju dengan diet,” tulis Yuni, sapaan akrab Bupati, dalam Whatsapp-nya, Minggu (31/12/2017).

Wakil Bupati (Wabup) Sragen Dedy Endriyatno menyampaikan resolusi secara pribadi maupun untuk pemerintahan pada 2018. “Kami masih banyak PR [pekerjaan rumah] yang masih belum tuntas dan banyak masalah. Oleh karenanya secara pribadi saya harus punya tekad untuk memastikan diri sebagai bagian dari solusi. Jika kita bukan bagian dari solusi bisa jadi kita adalah bagian dari masalah,” katanya.

Advertisement

Wakil Bupati (Wabup) Sragen Dedy Endriyatno menyampaikan resolusi secara pribadi maupun untuk pemerintahan pada 2018. “Kami masih banyak PR [pekerjaan rumah] yang masih belum tuntas dan banyak masalah. Oleh karenanya secara pribadi saya harus punya tekad untuk memastikan diri sebagai bagian dari solusi. Jika kita bukan bagian dari solusi bisa jadi kita adalah bagian dari masalah,” katanya.

Untuk pemerintahan, Dedy mengatakan berakhirnya 2017 menjadi momentum untuk mengevaluasi kinerja dan capaiannya, sekaligus menegaskan kembali konsep Guyub Rukun Sesarengan Mbangun Sukowati. Slogan itulah yang pernah ditegaskan dan menjadi cita-cita Yuni dan Dedy saat pertama kali mendapat amanah sebagai Bupati dan Wabup.

“Sragen yang kita inginkan tidak bisa hanya mengandalkan Bupati dan Wabup tetapi butuh kebersamaan semua pihak, butuh kesadaran semua pemangku kepentingan,” tambahnya.

Advertisement

“Apa pun yang terjadi, kami sudah mempertaruhkan diri untuk menyetujui dana pinjaman [utang] Pemkab Sragen kepada pihak ketiga dalam APBD 2018,” ujarnya.

Kapolres Sragen AKBP Arif Budiman memiliki resolusi 2018 yang dinilainya sebagai tahun politik. “Untuk menghadapi tahun politik, saya tetap mewujudkan kamtibmas [keamanan dan ketertiban masyarakat] yang kondusif, penegakan hukum yang berkeadilan, dan mewujudkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Semua itu akan dilakukan dengan pendekatan halus [soft approach] dan pendekatan keras [hard approach],” ujarnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Tatag Prabawanto ingin bekerja dan mewujudkan visi dan misi Bupati pada 2018. Dia melihat masih banyak tantangan yang akan dihadapi di internal Pemkab Sragen pada 2018.

Advertisement

“Masih adanya sikap mental bisnis sebagai kebiasaan, sikap mental status quo, dan pembenahan suprastruktur inovasi sebagai harga mati belum dipahami secara menyeluruh. Semua itu jadi tantangan yang harus dicari solusinya,” katanya.

Berbeda dengan aktivis perempuan yang berumur 75 tahun dari Aliansi Peduli Perempuan Sukowati (APPS) Sragen. Koordinator APPS Sragen Sugiarti memiliki resolusi untuk melakukan sosialisasi gender untuk kaum laki-laki, terutama di lingkungan TNI, Polri, dan aparatur sipil negara (ASN) pada 2018.

Resolusi itu disampaikan karena selama ini Sugiarti menilai sasaran sosialisasi gender selalu perempuan padahal pelaku tindak kejahatan berbasis gender itu dominan dilakukan kaum laki-laki. “Pembangunan Indonesia harus mengedepankan kesetaraan dan keadilan gender seperti amanat dalam Inpres No. 9/2000. Oleh karena semua harus sadar gender,” tambahnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif