Jogja
Kamis, 21 Desember 2017 - 06:40 WIB

Terminal Termegah di Jogja Itu Nasibnya Kini Bikin Miris

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu atap di Terminal Giwangan yang rusak di belakang ruang tunggu penumpang, Rabu (20/12/2017). (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Terminal Giwangan pernah dinobatkan sebagai terminal paling bersih selama empat tahun berturut-turut.

Harianjogja.com, JOGJA–Kotor dan tidak terawat, kata yang paling pas untuk menggambarkan kondisi Terminal Giwangan saat ini. Terminal terbesar di Kota Jogja yang pernah meraih penghargaan sebagai terminal terbersih selama empat tahun berturut-turut pada 2012-2015 itu kini terabaikan.

Advertisement

Bahkan bau pesing terasa menyengat di sisi belakang ruang tunggu penumpang di lantai II saat Harianjogja.com ke lokasi, Rabu (20/12/2017) siang. Konsisi ruang tunggu siang itu juga terlihat kumuh, atapnya banyak yang mengelupas dan tembok bagian luar juga berlumut. Tidak banyak calon penumpang bus siang itu, sekitar pukul 10.00 WIB, hanya ada beberapa orang yang lalu lalang sambil menutup hidung ketika melintas ruang tunggu.

“Sudah lama bau pesing,” kata salah satu pemilik warung makan, di bagian timur ruang tunggu, yang tidak ingin disebut namanya. Perempuan yang mengaku sudah lama berjualan itu juga mengungkapkan, ruang tunggu penumpang saat ini menjadi tempat tidur gelandangan dan pengemis.

Bahkan dia sempat menemukan di lorong-lorong kios belakang ruang tunggu yang sudah lama kosong kerap menjadi tempat mesum. “Bener-bener tidak terawat, mas,” ucap perempuan berkerudung tersebut.

Advertisement

Ada lebih dari 80 kios di lantai atas yang kosong. Di bagian utara ruang tunggu, kondisi toilet juga banyak yang rusak, air tidak mengalir. Suradi, penjaga toilet setempat mengaku hari kemarin air sedang tidak mengalir. “Sudah biasa, air mengalir dalam seminggu paling tiga kali,” ucap dia.

Kondisi ruang tunggu di bagian bawah lebih parah kondisinya. Lama tidak digunakan, kursinya rusak, dan banyak rumput liar. Yang masih ramai penumpang ada di ruang tunggu bus jurusan Bandung, Tasik, Garut, Purwakarta, dan Surabaya di bagian lantai dasar. Namun kondisinya juga kotor, becek dan banyak lantai mengelupas.

Kondisi tersebut diamini, Priyono, salah satu petugas kebersihan Terminal Giwangan. Ia mengaku kewalahan membersihkan terminal seluas sekitar lima hektare tersebut hanya dengan 18 orang. Berkurang banyak dibanding lima tahun lalu yang berjumlah 44 orang.

Advertisement

Saat ini selain bertugas membersihkan sampah, ia mendapat tugas tambahan setiap hari karena harus membersihkan genangan air yang kerap menggenang di jalur kedatangan bus. Jalur tersebut atapnya bocor dan tidak pernah diperbaiki sejak setahun terakhir. Upayanya menambal atap tidak membuahkan hasil karena atap yang bocor sangat lebar sehingga membutuhkan biaya banyak.

“Kalau hujan deras jalur ini sudah pasti tergenang air sampai betis,” ujar Priyono sambil menunjukan jalur kedatangan bus yang baru ia bersihkan pagi kemarin. “Apalagi musim hujan ini masih sampai Desember siap-siap menguras air setiap hari [di jalur kedatangan bus],” ucapnya.

Tidak hanya fasilitas ruang tunggu penumpang, bahkan beberapa jalur bus juga ambles. Setidaknya ada tiga titik ambles di bagian tempat parkir bus dan pintu keluar bus. Titik ambles tersebut ditandai dengan water barrier agar tidak dilintasi bus.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif