Soloraya
Rabu, 20 Desember 2017 - 18:35 WIB

Adik PB XIII Beberkan Hambatan-Hambatan yang Bikin Internal Keraton Solo Terus Bergejolak

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para penari Bedaya Ketawang menari selama sekitar 30 menit dalam Tingalan Jumenengan Sinuhun PB XIII di Keraton Solo, Sabtu (22/4/2017). (Ivan Andimuhtarom/JIBI/Solopos)

Sejumlah adik PB XIII membeberkan permasalahan yang membuat internal Keraton Solo tak kunjung berdamai.

Solopos.com, SOLO — Pertemuan keluarga Keraton Solo dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng di Dalem Kayonan, Solo, Selasa (19/12/2017), dimanfaatkan sejumlah kerabat untuk membeberkan kondisi internal Keraton saat ini.

Advertisement

Adik Paku Buwono (PB) XIII, G.K.R. Wandansari Koes Murtiyah, K.G.P.H. Panembahan Agung Tedjowulan, dan salah satu perwakilan sentana dalem sama-sama mempertegas saat ini tengah terjadi masalah komunikasi yang sangat buruk antara PB XIII dengan kerabat-kerabatnya. (baca: Pengukuhan Bebadan Baru Kejutkan Adik-Adik PB XIII)

Mereka meminta Pemprov Jateng memfasilitasi pertemuan antara adik-adik PB XIII dengan PB XIII. Tedjowulan menyebut perjanjian perdamaian pertengahan tahun lalu tidak jalan. Bahkan dia menyebut ada beberapa hambatan sehingga sampai saat ini pun belum ada kerukunan di antara seluruh putra-putri PB XII.

Advertisement

Mereka meminta Pemprov Jateng memfasilitasi pertemuan antara adik-adik PB XIII dengan PB XIII. Tedjowulan menyebut perjanjian perdamaian pertengahan tahun lalu tidak jalan. Bahkan dia menyebut ada beberapa hambatan sehingga sampai saat ini pun belum ada kerukunan di antara seluruh putra-putri PB XII.

“Yang paling buruk adalah hambatan komunikasi. Saya mau bertemu PB XIII saja tidak bisa. Mau nyelentik saja enggak bisa,” kata Tedjowulan.

Hambatan komunikasi itu semakin parah saat pemerintah berwacana membentuk unit pelaksana teknis (UPT) badan pengelola Keraton Solo. Tedjowulan menilai PB XIII telah gagal paham sehingga sampai menjelang akhir tahun ini UPT belum juga terbentuk.

Advertisement

Dalam kesempatan itu Tedjowulan tidak menyebut siapa saja orang tidak berkepentingan tersebut yang telah menghambat komunikasi antara PB XIII dengan adik-adiknya. Namun dia menuding selisih paham yang sampai saat ini masih terjadi antara PB XIII dengan sebagian besar adik-adiknya karena ditunggangi banyak pihak tidak berkepentingan.

Hasilnya, segala administrasi Keraton menjadi kurang jelas lantaran sulitnya berkomunikasi dengan PB XIII. Jika hal ini terus dibiarkan, Keraton akan makin kehilangan wibawa di mata masyarakat.

“Selama ini kan pandangan masyarakat selalu melihat permasalahan di Keraton adalah berebut harta dan takhta. Padahal ada hal yang lebih penting dari itu yakni menjaga konsep dan filosofi leluhur untuk membangun Keraton tetap dijalankan dan dipelihara dengan baik.”

Advertisement

Kerisauan adanya anasir atau orang dari luar Keraton yang memperkeruh hubungan PB XIII dengan adik-adiknya juga menjadi kerisauan para sentana dalem. “Bahkan masyarakat sekitar Kampung Baluwarti,” timpal K.P. Eddy Wirabumi.

Para sentana ini akan bergerak bahkan mereka telah mengumpulkan tanda tangan untuk sepakat membersihkan PB XIII dari anasir yang kurang baik. G.K.R. Wandansari yang akrab disapa Moeng juga meminta Pemprov Jateng bisa mempertemukan mereka dengan PB XIII.

Bahkan Moeng juga menyebut perlu ada pihak yang mengingatkan PB XIII bahwa Keraton bukan milik PB XIII melainkan milik dinasti. “Kalau sampai PB XIII merasa yang memiliki Keraton, kami khawatir semua aset di dalam Keraton malah dijual semuanya.”

Advertisement

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng Gatot Bambang Hastowo berjanji menyampaikan persoalan di internal Keraton Solo kepada Sekda Provinsi Jateng Sri Puryono dan Gubernur Ganjar Pranowo.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif