News
Minggu, 17 Desember 2017 - 15:20 WIB

Naikkan Nilai Jual, Suminah Sulap Karung Goni Jadi Tas Modis

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suminah menunjukkan salah satu produk tas goni Sambeliler Bag Cocoa saat mengikuti sebuah pameran di Jogja Expo Center, beberapa waktu lalu. (Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

“Sejak itu, tas saya banyak diminati”

Harianjogja.com, JOGJA-Karung goni umumnya digunakan sebagai tempat menampung hasil pertanian atau perkebunan. Setelah dipakai, karung ini tidak banyak dimanfaatkan orang. Namun, di tangan sepasang suami istri, Suminah Yuliatin dan Sunardi, kain kasar ini disulap menjadi berbagai desain tas.

Advertisement

“Ide awal kami tahun 2014 lalu. Sebelumnya kami membuat tas berbahan vinil, tetapi karena banyak yang buat, kami coba mencari alternatif bahan. Lalu ketemu karung goni,” ujar Suminah saat ditemui Harian Jogja, Jumat (15/12/2017).

Setelah dipakai untuk mengemas hasil pertanian dan perkebunan, biasanya karung goni akan ditumpuk begitu saja di pasar dan dijual dengan harga murah. Banyaknya bahan baku ini, coba dimanfaatkan Suminah dan suami untuk diolah kembali. Suminah mengaku mendapatkan karung-karung goni di Pasar Beringharjo. Untuk mengolah karung atau kain goni menjadi tas tidak mudah dan harus melalui serangkaian proses yang panjang.

“Prosesnya lama. Harus dicuci, diberi lapisan, dipres supaya kainnya jadi lebih mudah dibuat tas. Pertama kami membuat jenis tote bag, lalu seiring waktu permintaan dibuat ransel hingga tas make up,” ungkap Suminah.

Advertisement

Diakui Suminah bukan hanya sulit dalam mengolah karung goni menjadi tas. Namun, kali pertama memasarkan produk yang dilabeli dengan nama Sambeliler Bag Cocoa ini juga tidak mudah. Saat mengikuti pameran yang digelar di Pasar Malam Perayaan Sekaten, Suminah mengaku tak satupun produknya dilirik pengunjung. Namun, tak patah semangat, berbagai pameran terus diikuti Suminah.

“Sampai akhirnya ada dari toko oleh-oleh di Malioboro, Hamzah Batik yang meminta tas goni ini dipasok ke toko itu. Sejak itu, tas saya banyak diminati, dari memasok enam buah, lalu terus bertambah,” papar Suminah.

Kini dalam dua pekan, Suminah dan Sunardi mampu memproduksi hingga lebih dari 50 buah tas goni aneka model di rumah di Prawirodirjan, Jogja. Harga jual tas ini dipatok mulai dari Rp175.000 hingga Rp250.000, dengan omzet per bulan rerata Rp8 juta sampai Rp10 juta.

Advertisement

Tas ini sudah banyak dikirim ke sjumlah daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung hingga Bali. Pemesanan rutin tas goni ini banyak diminta dari Malang dan paling laku jenis tote bag. Semakin banyaknya permintaan, diakui Suminah, membuat kewalahan karena belum bisa memiliki tenaga tambahan untuk mengerjakan pesanan tas goni. “Sulit cari tenaga, karena tas goni ini selain tebal dan kasar, juga biasanya berdebu. Tidak mudah memprosesnya,” imbuh Suminah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif