Soloraya
Sabtu, 16 Desember 2017 - 14:15 WIB

Guru Siap Bantu Anak Keluarga Karanganyar Tinggal di Tengah Hutan Kembali Bersekolah

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mobil melintas di depan SDN 1 Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Jumat (15/12/2017). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Satu anak penghuni “rumah pohon” di Karanganyar masih terdaftar sebagai siswi SDN 1 Plesungan.

Solopos.com, KARANGANYAR — Salah seorang anak penghuni “rumah pohon” di Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Budiyanto, masih tercatat sebagai siswa kelas II SDN 1 Plesungan. Kendati sudah jarang masuk sekolah, pengelola setempat belum mengeluarkan anak Budiyanto, Risma Ayu Soraya, 9, dari sekolah.

Advertisement

Wali kelas II SDN 1 Plesungan, Suwarsi, mengatakan Risma merupakan siswa pindahan dari SDN di Kragan, Gondangrejo, di tahun pelajaran 2016/2017. Di tiga bulan pertama, Risma diketahui sudah jarang masuk sekolah tanpa keterangan. Hingga akhirnya, Risma “menghilang” dalam beberapa bulan terakhir.

“Sekolah pun menunggu yang bersangkutan [Risma] agar kembali ke sekolah. Kalau tak menjadi bahan pemberitaan di media, sekolah juga tak tahu bahwa Risma tinggal di lokasi yang jauh dari keramaian itu. Kami tahunya, Risma kembali ke Kragan,” kata Suwarsi, saat ditemui di kantornya, Jumat (15/12/2017).

Sepanjang mengajari Risma, lanjut Suwarsi, anak sulung dari pemilik “rumah pohon”, Budiyanto, itu dinilai mampu mengikuti jalannya pelajaran. Risma sudah dapat membaca dan menulis. (baca: Terkuak, Ini Alasan Satu Keluarga Karanganyar Tinggal di Tengah Hutan)

Advertisement

“Sebelum diketahui keberadaan saat ini, bapaknya pernah ke sini untuk menerima bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) [senilai Rp450.000]. Selanjutnya, Risma sudah tak sekolah lagi. Kami pun tak mengetahui posisinya,” katanya.

Guru SDN 1 Plesungan lainnya, Ida Setyani, mengatakan sekolah selalu terbuka guna menerima kembali Risma ke bangku sekolah. Diharapkan dengan berbagai pendekatan yang dilakukan pemerintah desa (pemdes), kecamatan, dan pemerintah kabupaten (pemkab), Risma dapat kembali ke sekolah.

“Sekolah di sini kan gratis. Semuanya sudah ditanggung [biaya operasional sekolah]. Tak perlu takut kalau tak ada biaya. Kami siap mencarikan bantuan untuk mendukung seragam dan kebutuhan lainnya, seperti bantuan siswa miskin, dan lain sebagainya. Pokoknya, sampai sekarang Risma itu masih tercatat sebagai siswa di sini. Kami berharap, yang bersangkutan segera sekolah,” katanya.

Advertisement

Berdasarkan data yang dihimpun 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif