Soloraya
Senin, 11 Desember 2017 - 21:35 WIB

PEMERINTAHAN WONOGIRI : Peserta Seleksi Perdes Dlepih Kerjakan Tes Tertulis di Tengah Pengungsi Bencana

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peserta ujian seleksi perangkat Desa Dlepih menunggu tes tertulis di depan kantor desa yang dipenuhi logistik bantuan untuk pengungsi korban bencana alam, Senin (11/12/2017). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Para peserta seleksi perangkat Desa Dlepih, Wonogiri, ikuti ujian di tengah pengungsi.

Solopos.com, WONOGIRI — Ibnu Alfian tak henti-hentinya memandangi layar telepon seluler yang dia pegang di tangan kanan sambil duduk di halaman Kantor Desa Dlepih, Tirtomoyo, Wonogiri, Senin (11/12/2017) pagi.

Advertisement

Jempol tangannya itu naik turun menggeser artikel mengenai pengadaan barang dan jasa yang dibacanya. Pemuda asal Karakan, Dlepih, tersebut menyempatkan diri belajar sebelum menjalani tes tertulis pengisian perangkat desa hari itu.

Tempat tersebut dipenuhi logistik untuk ribuan orang yang mengungsi di gedung serbaguna dekat Kantor Desa Dlepih dan sejumlah tempat lain di kompleks kantor tersebut sejak hampir dua pekan lalu. Para pengungsi itu dari empat dusun terdampak longsor, seperti Ngelo, Bengle, dan Warak. (Baca: 3.587 Orang Berebut 716 Jabatan Perangkat Desa di Wonogiri)

Advertisement

Tempat tersebut dipenuhi logistik untuk ribuan orang yang mengungsi di gedung serbaguna dekat Kantor Desa Dlepih dan sejumlah tempat lain di kompleks kantor tersebut sejak hampir dua pekan lalu. Para pengungsi itu dari empat dusun terdampak longsor, seperti Ngelo, Bengle, dan Warak. (Baca: 3.587 Orang Berebut 716 Jabatan Perangkat Desa di Wonogiri)

Ketegangan terpancar di wajah Ibnu dan tujuh peserta ujian lainnya. Konsentrasi alumnus Universitas Bangun Nusantara Sukoharjo itu beberapa kali terpecah saat ada orang melintas di dekatnya.

Maklum, tempat dia menunggu ujian berada di dekat sekretariat pengelola logistik bantuan korban bencana. Tak jarang ada orang yang melintas mengambil logistik atau mengurus sesuatu.

Advertisement

Di Dlepih terdapat tiga lowongan perangkat desa yang diperebutkan, yakni Kepala Dusun (Kadus) Bangunsari, Kadus Dlepih, dan Sekretaris Desa (Sekdes). Sejak pendaftaran dibuka kursi Kadus Bangunsari nihil pelamar sehingga pengisian jabatan dihentikan hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Lowongan Kadus Dlepih diminati dua orang dan Sekdes diminati enam orang. Sebelumnya Ibnu sempat bertanya-tanya kejelasan pelaksanaan ujian tertulis dan wawancara di desanya setelah kompleks kantor desa dijadikan posko pengungsian. (Baca: Warga Wonogiri Manipulasi Data Kependudukan demi Bisa Ikut Seleksi Perangkat Desa)

Dia akhirnya lega setelah mendapat informasi ujian tetap bisa digelar di kantor desa meski masih dalam suasana keprihatinan. Pelamar lowongan sekdes lainnya, Wahyu Eko Yulianingsih, 31, mengaku tetap semangat meski menjalani ujian dalam kondisi yang tak menyenangkan.

Advertisement

Dia meyakini ujian bisa berjalan lancar tanpa kendala apa pun. Menurut Kades Dlepih, Sutarmo, lokasi ujian di kantor desa yang dekat dengan tempat pengungsian karena tempatnya tetap representatif. Aktivitas pengungsi di sekitar kantor diyakini tidak mengganggu.

Sementara itu, Panitia Pengisian Perangkat Desa Sukoharjo, Tirtomoyo, terpaksa menempatkan lokasi ujian di puskesmas sekitar 500 meter dari kantor desa. Hal itu karena kompleks kantor desa dijadikan posko pengungsian.

Sebanyak 312 warga Dalan Gede mengungsi di tempat tersebut sejak 29 November lalu, karena dusun mereka sangat rawan terkena longsor. Ketua panitia, Sutarto, mengaku sebelumnya sempat bingung memilih lokasi ujian alternatif.

Advertisement

Sempat ada rencana menggelar ujian di rumah warga. Namun, rencana itu dinilai kurang elok sehingga akhirnya Sutarto memilih puskesmas yang memiliki aula. “Alhamdulillah kepala puskesmas mengizinkan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif