Jogja
Minggu, 10 Desember 2017 - 21:20 WIB

Negara Juga Bisa Rugi Jika Ada Pembatasan Mahasiswa

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo Universitas Gajah Mada (UGM)

Negara masih memerlukan lulusan yang bermutu

Harianjogja.com, SLEMAN-UGM menilai negara semakin rugi jika melakukan pembatasan mahasiswa seperti di UGM yang memiliki SDM dosen serta laboran memadai karena negara masih memerlukan lulusan yang bermutu.

Advertisement

Rektor UGM Prof. Panut Mulyono berpendapat, jika wacana itu diterapkan, tidak menjadi persoalan yang signifikan bagi UGM tak terkecuali pada sumber daya dosen. Karena jika jam mengajar berkurang, dosen dapat melakukan pekerjaan di tempat lain seperti menjadi narasumber dan sejenisnya.

Ia menjelaskan, pembatasan mahasiswa sejatinya telah diatur dalam rumus rasio dosen dengan mahasiswa, serta aturan batasan seorang dosen diperbolehkan mengajar antara 12 sampai 16 sks per semester. Sehingga ketika rasio dosen mahasiswa dan jumlah sks dosen dalam mengajar masih memenuhi kriteria maka perguruan tinggi tersebut dapat menerima mahasiswa dalam jumlah tertentu.

Baca juga : Ini yang Akan Terjadi Jika Pembatasan Mahasiswa Disahkan

Advertisement

“Itu harus dipertimbangkan, artinya sumber daya yang ada harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Bagi UGM pengurangan mahasiswa itu sebenarnya tidak ada persoalan tetapi mohon dipikirkan bahwa sebaiknya sumber daya bisa dimanfaatkan dengan baik, untuk mendidik sebanyak-banyaknya orang yang mau kuliah di sini tetapi harus ada ketentuan yang ada,” tegas dia.

Panut tak menyangkal, pengurangan jumlah mahasiswa akan membuat pendapatan UGM berkurang, karena jumlah mahasiswa dapat menentukan uang kuliah tunggal (UKT) yang dibayarkan. Tetapi yang perlu diingat, dana dari mahasiswa di UGM tidak sepenuhnya dapat mengcover BOP secara keseluruhan. Karena banyak mahasiswa dengan UKT rendah seperti membayar Rp1 juta per semester dan Rp500.000 per semester yang jumlahnya mendekati 30% dari total mahasiswa UGM.

Saat ini, lanjutnya, UGM memberlakukan enam jenis UKT yang dibebankan kepada mahasiswa sesuai kemampuan ekonominya. Tingkat enam termasuk mahasiswa yang membayar secara penuh UKT, jika dihitung rata-ratanya di UKT tingkat empat.

Advertisement

Ia memastikan banyak mahasiswa di UGM yang membayar UKT dengan nilai relatif sedikit. Sehingga jika wacana pengurangan mahasiswa itu dijalankan, maka secara otomatis akan membuat berkurangnya jumlah mahasiswa miskin yang kuliah di UGM.

“Tidak boleh yang dikurangi hanya kelompok mampu saja, harus rata semuanya dari yang mampu dan tidak mampu,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif