Jateng
Kamis, 7 Desember 2017 - 16:50 WIB

Komunitas Kuliner Semarang Gagas Hari Lumpia

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - lumpia Semarang (wikipedia)

Hari Lumpia digagas para pegiat kuliner di Kota Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG – Komunitas Kuliner Semarang berencana menggelar peringatan Hari Lumpia Nasional pada 2018 mendatang. Gagasan ini dicetuskan menyusul keprihatinan akan banyaknya masyarakat yang belum mengetahui asal usul maupun sejarah pembuatan jajan khas Kota Semarang itu.

Advertisement

“Saat ini banyak pedagang lumpia di Kota Semarang. Tapi, kebanyakan dari mereka enggak tahu sejarah dan asal usul lumpia. Hal itulah yang mendasari kami untuk menggelar Hari Lumpia pada 2018 nanti,” ujar Koordinator Komunitas Kuliner Semarang, Firdaus Adinegoro, saat dijumpai Semarangpos.com di Sri Ratu Mall, Selasa (5/12/2017).

Pendiri komunitas Brotherfood Semarang itu menjelaskan peringatan Hari Lumpia nanti akan digelar dengan mengusung konsep yang sederhana. Ia akan menggandeng para pedagang lumpia untuk berpartisipasi dalam acara itu.

“Saat ini kami sedang mencari pedagang-pedagang lumpia yang punya sejarah panjang di Semarang, termasuk yang paling legendaris, pemilik resep lumpia tertua, maupun yang sudah teruji selama berpuluh-puluh tahun,” beber Firdaus.

Advertisement

Kendati demikian, Firdaus mengaku belum menentukan kapan tanggal yang tepat untuk menggelar peringatan Hari Lumpia itu. Saat ini, pihaknya masih mengumpulkan data berupa sejarah guna menentukan tanggal perayaan Hari Lumpia.

“Ini yang membuat kami tertantang, sebab saat ini sangat minim data sejarah yang menjelaskan bagaimana lumpia bisa hadir kali pertama di Semarang. Beberapa data yang ada hanya menceritakan tentang sejarah pembuatnya,” terang Firdaus.

Firdaus menambahkan dari informasi yang diperoleh lumpia kali pertama dibawa ke Semarang oleh orang-orang keturunan Tionghoa. Saat itu, lumpia disajikan dengan isian rebung dan irisan daging babi.

Advertisement

Seiring berjalannya waktu, para pedagang lumpia mulai mengombinasikan irisan rebung dengan daging ayam pada isian lumpia. Penggunaan rebung inilah yang menurut Firdaus menjadi keunikan dari lumpia.

“Rebung dulu ada di mana-mana dan jarang digunakan untuk olahan makanan. Tapi, ternyata bisa jadi bahan pokok pembuatan jajanan lokal,” tutur Firdaus.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif