Otomotif
Kamis, 30 November 2017 - 11:45 WIB

Serikat Pekerja Hyundai Mogok Gara-gara Percepatan Produksi SUV Kona?

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo Hyundai (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Perusahaan Hyundai  didesak meminta maaf kepada serikat pekerjanya atas pendekatan sepihaknya.

Solopos.com, SEOUL – Serikat pekerja Hyundai Motor Co, melakukan pemogokan di sebuah pabrik besar Korea Selatan. Karena ketidaksepakatan dengan perusahaan mengenai perluasan produksi kendaraan baru.

Advertisement

Dilansir The Korea Herald, Selasa (28/11/2017), juru bicara perusahaan mengatakan, Hyundai dan serikat kerjanya telah melakukan pembicaraan sejak bulan lalu untuk mencapai kesepakatan mengenai peningkatan jam kerja per orang untuk memenuhi permintaan SUV Kona di pasar domestik dan memasok SUV baru di pasar utama tahun ini.

Setelah kesepakatan tersebut tidak dapat dituruti oleh para pekerja, perusahaan itu mendorong untuk menghasilkan Crossover Kona di jalur perakitan kedua di pabrik nomor satu. Namun, rencana tersebut diblokir oleh para pekerja karena menolak keputusan tersebut.

Advertisement

Setelah kesepakatan tersebut tidak dapat dituruti oleh para pekerja, perusahaan itu mendorong untuk menghasilkan Crossover Kona di jalur perakitan kedua di pabrik nomor satu. Namun, rencana tersebut diblokir oleh para pekerja karena menolak keputusan tersebut.

Berdasarkan kesepakatan kolektif, Hyundai perlu mencapai kesepakatan dengan para pekerja untuk memproduksi kendaraan baru atau mengeluarkan lebih banyak mobil di pabrik dalam negeri.

Mengutip dari The Korea Herald, Juru bicara serikat pekerja Hong Jae Gwan mengatakan, “dalam sebuah surat yang dikirim ke serikat pekerja, perusahaan Hyundai menunjukkan niat sepihaknya tanpa persetujuan serikat pekerja. Serikat pekerja tidak dapat menerima tindakan semacam itu”.

Advertisement

Kona diluncurkan untuk pasar lokal pada Juni 2018, untuk memenuhi permintaan global yang meningkatkan kendaraan rekreasi kecil.

Hyundai saat ini mengoperasikan tujuh pabrik di Korea, termasuk lima di kota Ulsan. Juga memiliki fasilitas produksi di Amerika Serikat, Eropa, dan negara berkembang seperti China, India, dan Rusia.

Pembuat mobil asal Korea tersebut ingin menjual 5,08 juta kendaraan pada 2017, lebih banyak dari tahun sebelumnya yang menjual 4,86 juta unit. Namun diperkirakan, tidak akan mencapai target penjualannya tahun ini. Karena penurunan tajam penjualan di China.

Advertisement

Pada periode Januari – September, laba bersih Hyundai turun 30 persen menjadi 3.259 triliun Won (USD3 miliar) dari 4,651 triliun Won tahun sebelumnya.

Sementara itu, dalam pembicaraan upah, serikat pekerja tersebut menuntut agar Hyundai menaikkan gaji pokok pekerja sebesar 154.883 Won (USD142) dan menawarkan bonus 30 persen dari laba bersih perusahaan pada 2016 sebesar 5,72 triliun Won.

Perusahaan tersebut menawarkan untuk menaikkan gaji pokok sebesar 42.879 Won per bulan dan memberikan bonus senilai 200 persen dari gaji pokok dan ditambah 1 juta Won. Ketika tawaran tersebut ditolak oleh serikat pekerja, perusahaan tersebut menyarankan bonus 250 persen dari gaji pokok dengan ditambah 1,5 juta Won.

Advertisement

Petugas Hyundai melakukan pemogokan parsial pada Agustus yang merugikan perusahaan sekitar 620 miliar Won.

Pemogokan buruh telah melanda produsen mobil selama beberapa dekade. Pekerjanya telah mengundurkan diri setiap tahun sejak 1986 kecuali 1994, 2009, 2010 dan 2011.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif