News
Sabtu, 25 November 2017 - 02:00 WIB

Myanmar dan Bangladesh Siap Pulangkan Pengungsi Rohingya

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kehidupan pengungsi Rohingya di Bangladesh (Mohammad Ponir Hossain/Reuters).

Myanmar dan Bangladesh sepakat memulangkan pengungsi Rohingya.

Solopos.com, RAKHINE – Pemerintah Myanmar dan Bangladesh telah menandatangani kesepakatan soal pengungsi Rohingya. Seperti diketahui, saat ini ratusan ribu warga Rohingya mengungsi di Bangladesh setelah kampung halaman mereka di Rakhine dihancurkan oleh militer Myanmar.

Advertisement

Dalam kesepakatan itu, Bangladesh setuju mengembalikan pengungsi Rohingya ke Myanmar. Sementara pihak Myanmar juga menyatakan siap menerima kembalinya para pengungsi dengan tangan terbuka. Kabar bahagia ini disampaikan langsung oleh Penasihat Negara Myanmar, Aung San Suu Kyi, kamis (23/11/2017). Sayangnya, tidak dijelaskan dengan detail apa saja poin pada nota kesepahaman tersebut.

Tapi, seorasng aktivis Rohingya yang tinggal di Eropa, Ro Nay San Lwin, menyebut tindakan Bangladesh mengembalikan pengungsi ke Myanmar tidak tepat. Dia merasa khawatir pengungsi Rohingya kembali mendapat siksaan dari militer Myanmar.

“Saya tidak yakin mereka [pengungsi Rohingya] akan aman berada di Myanmar. Semestinya Bangladesh tidak gegabah memulangkan mereka. Kecuali jika hak dasar mereka sebagai warga negara terjamin,” ungkap Ro Nay San Lwin seperti dikutip Solopos.com dari CNN, Jumat (24/11/2017).

Advertisement

Ratusan ribu warga Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh membawa kisah tragis soal kekerasan yang dialami. Mereka mengatakan militer Myanmar melakukan pembunuhan massal, pemerkosaan, dan penghancuran. Tindakan kejam ini dinilai sebagai upaya pembersihan etnis.

Oleh sebab itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson, melarang pejabatnya berkunjung ke Rakhine. Pengumuman ini disampaikan pihak Kedutaan Besar AS di Myanmar untuk mengantisipasi banyaknya protes terkait tuduhan Tillerson.

“Penyiksaan yang dilakukan militer Myanmar menyebabkan penderitaan luar biasa bagi ratusan ribu orang. Mereka terpaksa meninggalkan rumah untuk mencari perlindungan di Bangladesh,| kata Tillerson.

Advertisement

Rex Tillerson menuding militer Myanmar bertanggung jawab tas kekejaman yang menghebohkan dunia. Dia juga meminta pemerintah Myanmar menghormati hak asasi manusia dan menghukum pihak yang bersalah atas kejadian tersebut.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif