Soloraya
Rabu, 22 November 2017 - 22:15 WIB

Jalan Solo-Boyolali Kerap Macet karena Proyek Pengecoran, Kendaraan Diarahkan ke Kertonatan

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengguna jalan melintasi salah satu rambu di perbatasan Desa Kertonatan, Kartasura, Sukoharjo, dan Desa Ngasem, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Rabu (22/11/2017). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Kendaraan dari Solo menuju Boyolali diarahkan melewati Kertonatan untuk menghindari di mulut tol Soker.

Solopos.com, SUKOHARJO — Jalan Solo-Boyolali belakangan kerap macet karena terjadi penyempitan sebagai dampak pengecoran jalan di mulut pintu tol Solo-Kertosono (Soker) di Ngasem. Pengguna jalan diarahkan lewat jalan alternatif yaitu jalan desa di Kertonatan, Kartasura, Sukoharjo.

Advertisement

“Arus lalu lintas di sini [jalan Solo-Semarang, Kertonatan] sering kali tersendat pada jam-jam tertentu. Akibatnya antrean panjang tidak terhindarkan,” ujar salah seorang warga setempat, Wawan, 33, ketika ditemui wartawan di lokasi tersebut, Rabu (22/11/2017). (Baca: Awas, Ada Penyempitan Jalan Solo-Boyolali Dekat Pintu Tol Ngasem)

Menurut dia, antrean panjang kendaraan sering terjadi di ruas jalan Solo-Boyolali, Kertonatan, tepatnya sisi selatan divider. Di dekat mulut pintu tol tersebut sedang ada pengecoran jalan.

Kondisi ini mengakibatkan pengguna jalan dari arah Solo yang akan ke Boyolali dan sekitarnya terganggu. Pengecoran bahu jalan itu memakan separuh badan jalan sehingga kendaraan yang melintas di kawasan itu harus berhati-hati.

Advertisement

Guna mengantisipasi padatnya lalin di tempat itu, kendaraan dianjurkan melewati jalur alternatif lewat jalan Desa Kertonatan. Ada sejumlah rambu-rambu yang dipasang untuk mengarahkan pengguna jalan. Kendaraan dari arah Solo ke Boyolali bisa melalui jalur itu hingga tembus kawasan Bangak atau Pengging. Dengan demikian mereka bisa terhindar dari kemacetan.

Sementara itu, Kabid Lalu Lintas Dishub Sukoharjo, Ahmad Saryono, ketika dihubungi melalui telepon selulernya mengaku tak tahu pemasangan rambu tersebut. Dishub Sukoharjo tidak memasang rambu pengalihan jalur alternatif tersebut.

“Rambu yang dipasang itu bukan dari kami karena rambu itu portebel dan tidak sesuai standar. Biasanya rambu semacam ini untuk pengalihan arus selama pelaksanaan proyek. Mungkin ada pihak lain yang berkepentingan sehingga memasang rambu tersebut,” ujar dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif