Jogja
Selasa, 21 November 2017 - 13:55 WIB

Alifia Cinte, Sinergikan Layanan dengan Kearifan Lokal

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Marketing Communication Manager J-CO Indonesia, Alifia Cinte (Fia). (Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati)

“Lebih seru kalau di luar kota itu, bisa ketemu teman media sehingga tahu informasi trennya apa dan strategi promosi yang disesuaikan dengan masing-masing wilayah”

Harianjogja.com, JOGJA-Berkeliling kota demi sebuah tugas sudah menjadi kewajiban seorang Marketing Communication. Tidak hanya menuntaskan tugasnya dalam memantau perkembangan perusahaan, poin plus lain seperti menggali potensi dan mengikuti tren yang sedang terjadi di daerah juga bisa didapatkan. Hal itu pula yang dialami Marketing Communication Manager J-CO Indonesia, Alifia Cinte (Fia).

Advertisement

Awal November lalu menjadi perjumpaan hangat bagi Fia dan awak media di Jogja. Perempuan yang biasanya tinggal di ibukota itu terlihat nyaman saat berbincang dengan para kuli tinta di Kota Gudeg itu. Selepas dihujani pertanyaan seputar pembukaan gerai JCo di Galeria Mall, ia pun berganti menggali informasi pada awak media tentang tren yang sedang digandrungi masyarakat lokal saat ini.

Lulusan Universitas Indonesia jurusan Komunikasi Massa ini mengaku selalu melakukan hal itu setiap kali berkunjung ke daerah. Ia ingin menggali informasi tentang masyarakat lokal untuk kemudian disinergikan pada pelayanan JCo. “Lebih seru kalau di luar kota itu, bisa ketemu teman media sehingga tahu informasi trennya apa dan strategi promosi yang disesuaikan dengan masing-masing wilayah. Seperti, oh kalau Jogja suka Wifi-nya kencang maka kita sesuaikan [di gerai JCo],” kata Fia saat berbincang dengan Harian Jogja, 3 November 2017.

Fia mengakui, salah stau daya tarik ketika bertugas ke daerah adalah saat di mana bisa berbincang lebih dekat dengan warga lokal. Bisa mengetahui dinamika kehidupan yang sedang terjadi. Tidak hanya menuntaskan tugasnya demi perusahaan, Fia pun ingin mendapatkan keuntungan yang besar untuk memajukan perusahaan dan juga menambah pengetahuannya.

Advertisement

Ia mengakui, setiap orang di daerah memiliki karakter dan gaya bicara yang berbeda. Saat berkunjung ke Medan misalnya, ia banyak mendapati orang-orang yang berbicara dengan nada suara tinggi. “Bukan berarti galak, tetapi memang sudah gayanya seperti itu. Saya yang harus memahami dan menyesuaikan,” tutur perempuan yang favorit mengonsumsi minuman Jcoccino panas ini.

Setidaknya, lanjut Fia, ia bisa memperkaya budaya dengan banyak mengunjungi kota-kota di Indonesia. Di Ibukota yang menjadi tempat persinggahannya selama ini, ia banyak menemukan orang yang ingin melakukan berbagai hal dengan cepat sehingga ia pun berusaha menyesuaikan. Lain halnya dengan di Jogja yang tidak sepadat Kota Jakarta, ia menemukan orang-orang dengan karakter yang lebih santai.

Saat datang ke Jogja, ia pasti tidak ingin melewatkan tradisi berwisata kuliner. Menu gudeg dan bakmi jawa selalu menjadi santapannya, sampai-sampai ia rela membawakan untuk keluarganya di Jakarta.

Advertisement

Sebelum berkecimpung di dunia Food and Baverage, perempuan 31 tahun ini pernah mencicipi ketatnya bekerja di dunia media. Saat itu, ia juga menjabat di bidang yang sama yaitu marketing communication. Namun, baginya menjadi seorang marcom di perusahan FnB jauh lebih memiliki dinamika yang tinggi karena harus berupaya memperbaiki produk sesering mungkin untuk menjaga standar kualitas perusahaan.

Saat ini, JCo memiliki 24 varian donat dan lebih dari 30 minuman, baik dari varian teh, kopi, maupun cokelat. Kendati produk baru diluncurkan setiap tiga bulan sekali, lidahnya selalu teruji setiap Rabu untuk mencicipi menu baru yang akan diluncurkan. “Kalau masih kurang apa, dievaluasi terus setiap minggu, sebelum akhirnya resmi diluncurkan,” tuturnya.

Fia mengatakan, bekerja di perusahaan FnB memang tidak mengharuskannya bisa membuat minuman dan makanan, tetapi setidaknya didorong untuk menjadi penikmat kopi dan donat.  Hal itu dilakukan agar dapat merasakan dan menjaga standar rasanya. “Kalau saya butuh waktu sebentar untuk menyesuaikan lidah dengan rasa di JCo, enggak sampai sebulan. Kalau saya memang senang [dengan kopi dan donat],” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif