News
Minggu, 19 November 2017 - 16:10 WIB

Korban Kekerasan Seksual di Rohingya Minta Tentara Myanmar Digantung

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Korban kekerasan seksual di Rohingya meminta tentara Myanmar digantung.

Solopos.com, SOLO – Hidup dengan bayang-bayang ketakutan membuat Rashida Begum putus asa. Salah satu korban krisis Rohingya ini sempat ingin mengakhiri hidup lantaran tidak tahan menghadapi kenyataan pahit.

Advertisement

Rashida Begum merupakan satu dari sekian banyak wanita yang menjadi korban pemerkosaan oleh tentara Myanmar. Dia yang sempat melawan akhirnya dianiaya oleh sejumlah tentara Myanmar. Dia mendapat luka sayatan di leher karena melawan. Bekas luka yang tadinya berwarna merah kini berubah menghitam.

“Aku dan eampat wanita lain mencoba melawan mereka [tentara Myanmar]. Namun, perlawanan kami tidak membuahkan hasil. Mereka sangat kuat. Mereka menyeret dan menyiksa kami tanpa belas kasih,” ungkap Rashida seperti dilansir CNN, Jumat (17/11/2017).

Rashida menambahkan, saat itu dia dipukul dan lehernya digorok oleh seorang tentara Myanmar. Pria itu kemudian memperkosa sebelum meninggalkannya tergeletak begitu saja. “Dia mengambil bayiku. Mereka tidak mau mendengarkan jeritanku. Mereka malah memukulku sampai kehilangan kesadaran. Aku kira aku sudah mati. Tapi, aku terbangun karena merasakan hawa panas,” sambung dia.

Advertisement

Rupanya, hawa panas itu berasal dari api yang membakar rumah tempat Rashida diperkosa. Dengan sisa tenaga, dia pun berusaha menyelamatkan diri. Sementara empat orang lainnya tewas. Kejadian tragis itu dialaminya sebelum kabur ke Bangladesh. Meski dalam keadaan telanjang, dia terus berlari melewati area persawahan untuk menyelamatkan diri dari kejaran tentara Myanmar.

Saat ini, Rashida dan ratusan ribu warga Rohingya lainnya menetap di pengungsian Cox’s Bazar, Kutupalong, Bangladesh. Wanita berusia 25 tahun itu mengaku sangat trauma mengingat semua kejadian buruk yang dialaminya. Dia bahkan berharap mati daripada mengingat semua hal itu.

“Akan lebih baik jika aku mati. Sebab, aku tidak perlu mengingat semua kejadian buruk yang pernah aku alami di Rakhine, Myanmar. Kampung halamanku kini sudah musnah. Orang tuaku dibunuh, beberapa anggota keluargaku yang lain juga,” tuturnya.

Advertisement

Nasib tragis itu membuat Rashida dendam. Dia ingin membalaskan dendam kepada pelaku kejahatan yang menghancurkan kehidupannya. “Aku akan sangat senang jika tentara itu digantung. Mereka sudah menghancurkan kehidupan kami. Kami tidak akan pernah melupakan kejadian buruk ini,” terangnya sambil menangis.

Kekerasan terhadap wanita yang terjadi di Rakhine, Myanmar, membuat banyak pihak prihatin, salah satunya artis Angelina Jolie. Mantan istri Brad Pitt itu mengutuk pelaku kejahatan itu. Menurutnya, tindakan yang menyebabkan ratusan ribu warga Rohingya mengungsi itu sangat biadab dan tidak dapat diampuni.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif