News
Sabtu, 11 November 2017 - 22:30 WIB

Penyandera 1.300 Orang di Tembagapura Papua Diduga OPM

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penembakan (JIBI/Solopos/Reuters)

Anggota DPR TB Hasanuddin menduga penyandera 1.300 orang di Tembagapura, Papua, diduga berasal dari OPM.

Solopos.com, JAKARTA — Kelompok kriminal bersenjata yang menyandera 1.300 orang dari dua desa, yakni Desa Kimbely dan Desa Banti, Kecamatan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, ditengarai berasal dari kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Advertisement

Meski kelompok itu menolak negosiasi yang dilakukan Satgas Terpadu dari Polri dan TNI, aparat keamanan tetap harus melakukan langkah-langkah persuasif dan preventif. Tujuannya agar masyarakat bebas dari intimidasi dan ancaman sekaligus mencegah korban jiwa.

“Harus diwaspadai pula karena kelompok bersenjata itu mengurung dua kampung, berarti jumlahnya pasti puluhan atau bisa jadi sampai ratusan,” ucap Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin dalam siaran pers yang diterima Bisnis/JIBI, Sabtu (11/11/2017).

Guna melakukan pemetaan agar satgas terpadu bisa melakukan tindakan secara terukur maka Badan Intelijen Negara juga harus terlibat penuh. Pasalnya, BIN dinilai DPR memiliki rekam jejak keberhasilan dalam merangkut tokoh separatis di Aceh.

Advertisement

Hasanuddin yakin satgas terpadu dari polisi dan TNI bisa mengatasi persoalan ini. Tapi dirinya juga mengimbar agar pada diplomat jangan tinggal diam. Mereka harus menjelaskan kasus ini ke muka internasional agar tidak menimbulkan citra buruk mengingat Papua memiliki rentang diplomasi luas.

Setidaknya ada 1.300 orang dari dua desa, Kimbely dan Banti yang dilarang keluar dari kampung itu oleh kelompok bersenjata. Mereka tinggal di lokasi yang berdekatan dengan area tambang Freeport.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif