Soloraya
Kamis, 9 November 2017 - 07:35 WIB

WISATA SRAGEN : Sering Gagal, Pemkab Siapkan Strategi Baru Pembersihan Prostitusi Gunung Kemukus 

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Satpol PP Sragen Tasripin (dua dari kiri) bersama tim menyisir kompleks wisata religi Gunung Kemukus, Sumberlawang, Sragen, Selasa (24/10/2017) malam. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Sekda Sragen menyiapkan strategi baru untuk menertibkan kawasan wisata Gunung Kemukus.

Solopos.com, SRAGEN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen mengubah strategi dalam pembersihan prostitusi dan kemaksiatan di kawasan wisata religi Gunung Kemukus, Sumberlawang, Sragen. Strategi yang semula persuasif dengan peringatan dan sebagainya diubah menjadi strategi represif supaya ada efek jera bagi para pelaku kemaksiatan.

Advertisement

Perubahan strategi itu diputuskan dalam rapat terbatas di Sumberlawang yang dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Tatag Prabawanto. Dalam pertemuan itu, Sekda didampingi Asisten I Sekretariat Daerah Endang Handayani dan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sragen Tasripin. (Baca: Risaunya Warga Kemukus sejak Muncul SE Sekda)

Sejumlah pihak yang diundang dalam rapat tersebut antara lain Pemerintah Kecamatan Sumberlawang, Kecamatan Miri, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispora), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), dan Puskesmas Sumberlawang.

Advertisement

Sejumlah pihak yang diundang dalam rapat tersebut antara lain Pemerintah Kecamatan Sumberlawang, Kecamatan Miri, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispora), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), dan Puskesmas Sumberlawang.

“Ya, tadi rapat penataan Gunung Kemukus yang dipimpin pak Sekda dan Pak Tasripin. Intinya penertiban pelanggaran [prostitusi dan kemaksiatan] di Kemukus harus diubah strateginya. Selain itu juga membahas program-program pendampingan dari pemerintah,” kata Kepala Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen, Herdiana, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (8/11/2017). (Baca: Tertangkap Petugas Pemkab Sragen, 2 Pemandu Karaoke Kemukus Ini Blak-Blakan soal Pekerjaannya)

Herdiana sebagai wakil masyarakat mendapat tugas untuk pendataan penduduk, bangunannya, dan lainnya serta pendampingan masyarakat. Dia menyampaikan perubahan strategi penertiban karena strategi persuasif tim terpadu di bawah koordinasi Satpol PP tidak efektif.

Advertisement

Dia menyatakan selama ini Pemdes Pendem sudah mendata tetapi sampai sekarang belum selesai. Jumlah anak binaan seperti pekerja seks komersial dan pemandu karaoke yang menetap di Kemukus ada 66 orang. Data yang lainnya masih dalam proses. (Baca: Razia saat Oglangan, Petugas Pulang dari Kemukus dengan Tangan Hampa)

Di sisi lain, Herdiana juga menerima masukan dari para pengusaha karaoke, pemilik warung, karang taruna, para tukang ojek, para ibu-ibu PKK, sampai anak sekolah. Mereka ada yang meminta pelatihan menjahit, sablon, keramba, bengkel, dan suvenir, dan seterusnya yang orientasinya pada pemberdayaan ekonomi masyarakat Kemukus.

Terpisah, Sekda Sragen Tatag Prabawanto menyatakan penertiban akan terus dilakukan dan harus ada perubahan. Dia mengatakan kalau memang lewat cara persuasif tidak mempan maka penertiban diubah menjadi represif. Upaya itu dilakukan Sekda karena adanya kekhawatiran terjadinya penyebaran birus HIV/AIDS di lingkungan Kemukus.

Advertisement

“Penertiban represif tetap dilakukan tim terpadu. Represif itu bisa berupa penyegelan langsung dengan memasang garis polisi atau dengan cara lain supaya da efek jera. Penyegelan yang dilakukan Satpol PP beberapa waktu itu masih bersifat peringatan,” tambahnya.

Masukan dari masyarakat terkait solusi pemberdayaan ekonomi masyarakat akan menjadi pekerjaan rumah Pemkab Sragen. “Semua masukan sudah diinventarisasi Kades dan sudah disampaikan ke Asisten I. Masukan-masukan itulah yang nantinya ditindaklanjuti Pemkab pada tahun depan,” tuturnya.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif