Soloraya
Kamis, 9 November 2017 - 11:15 WIB

INFRASTRUKTUR SRAGEN : Bupati Klaim Menteri PUPR Setuju Jalan Masaran-Sidoharjo Jadi 4 Lajur

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengendara melintas di jalan Jl. Solo-Sragen, tepatnya di Rejosari RT 027 Jati, Masaran, Sragen, Kamis (18/12/2014). di badan jalan terdapat gambar orang yang menjadi tanda yang dibuat pihak kepolisian karena baru terjadi laka lantas. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Sragen, Menteri PUPR setuju permohonan interchange tol dan jalur 4 lajur.

Solopos.com, SRAGEN — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) mengabulkan permohonan interchange jalan tol di Kebonromo, Ngrampal, Sragen, dan pembangunan Jalan Solo-Sragen tepatnya dari Masaran-Sidoharjo menjadi empat lajur pada 2018.

Advertisement

Permohonan tersebut diajukan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat melobi Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono di sela-sela kunjungan ke Sragen bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (7/11/2017) lalu.

“Tambahan pintu tol Insya-Allah positif. Terus yang kedua saya nyuwun [minta] jalan empat lajur yang meneruskan dari Masaran sampai dengan Pungkruk [Sidoharjo]. Semua itu disanggupi tahun 2018. [Jalan empat lajur] itu sebenarnya sudah masuk rancangan, cuma sempat di-panding. Nah, tadi [Selasa] saya nyuwun pak menteri. Bapak ampun di-panding melih…saya bilang gitu,” ujar Yuni, sapaan Bupati, saat bertemu wartawan, Selasa sore.

Yuni menyampaikan untuk usulan jalur lingkar utara belum disampaikan. Dia menekankan yang sudah ada kesanggupan jalur Jati Masaran hingga Pungkruk Sidoharjo yang kemungkinan memakan dana puluhan miliar rupiah. Jalur dari Waru Karanganyar hingga Jati Masaran saja pada 2017 ini menghabiskan dana lebih dari Rp30 miliar.

Advertisement

Yuni menjelaskan pembangunan jalur Masaran-Pungkruk itu bertujuan untuk mengurai kemacetan yang ada di jalur itu. Dia menyampaikan belum tentu semua kendaraan lewat jalan tol karena berbayar. Dia meyakini sebagian kendaraan ada yang memilih lewat jalur Sragen-Solo atau sebaliknya karena tidak berbayar.

“Wilayah Karanganyar kan sudah empat lajur semua. Tinggal Sragen yang belum. Apalagi Sragen berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur,” tuturnya.

Terkait dengan interchange di Ngrampal, Yuni berencana mengembangkan zona industri di wilayah Sambungmacan, Sragen. Truk-truk dari zona industri itu, kata dia, bisa masuk lewat interchange tol di Ngrampal itu sehingga tidak perlu jauh-jauh sampai Pungkruk.

Advertisement

“Sragen masih menjadi daerah investasi yang kompetitif karena upah buruhnya masih rendah. Ada beberapa investor yang mau bikin beberapa pabrik di Sambungmacan,” katanya.

Terpisah, Ketua Panitia Pelaksana Pengadaan Tanah Kabupaten Sragen, Agus Purnomo, menyampaikan jalan tol Sragen-Mantingan atau Solo-Mantingan II sepanjang 29,9 km. Jalur tol tersebut, kata dia, terdiri atas 2.361 bidang tanah dengan luasan 2.051.382 meter persegi. Jadi progresnya, katanya, sudah mencapai 99.70%.

“Sisa persentase itu disebabkan karena adanya tanah kas desa. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri pengguna lahan harus menyediakan lahan pengganti. Di Sragen hanya ada satu bidang di Singopadu, Sidoharjo dan sudah ada kebijakan konsinyasi. Jadi sudah ada penitipan sejumlah uang ganti rugi ke pengadilan untuk tanah itu,” imbuhnya.

Agus menambahkan dari ribuan bidang tanah itu yang untuk main road atau jalur bebas hambatannya hanya 808 bidang tanah dengan luasan 197.150 meter persegi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif