SOLOPOS.COM - Ilustrasi citra satelit (JIBI/Reuters/NASA)
Vishnu Nanda memperkirakan es di laut akan menghilang pada musim panas antara 2040 dan 2050.
Solopos.com NEW YORK – University of Calgary pada Selasa, 24 Oktober 2017, melaporkan temuan terbaru di laut Arktik. Dikatakan level ketebalan es di laut Arktik kemungkinan lebih tipis dari yang diperkirakan.
Dilansir Reuters, Sabtu (28/10/2017), ilmuwan dari Calgary mengoreksi penelitian dari Canadian Cryosphere Climate Research Group yang dipublikasikan di jurnal akademis Geophysical Research Letters.
Mereka menemukan bahwa laporan mengenai ketebalan es di laut tersebut kemungkinan terlalu berlebihan. Dikatakan bahwa ketebalan es di Arktik menjadi lebih lebih tebal 25% dari yang sebenarnya terjadi. Akibatnya, Samudra Arktik bisa bebas dari es dari yang diperkirakan sebelumnya.
Penulis utama dalam laporan ilmiah tersebut, Vishnu Nanda, memperkirakan es di laut akan menghilang pada musim panas antara 2040 dan 2050.
Musim panas di Samudra Arktik akan memengaruhi pola cuaca global dengan meningkatnya besaran frekuensi badai besar, dan mengubah ekosistem laut. Hal ini juga akan berdampak pada beruang kutub. Hewan endemis di kutub itu akan semakin sulit untuk berburu mangsa.
“Masalahnya, pengukuran gelombang mikro dari satelit tidak menembus salju dengan baik, jadi satelit tersebut tidak mengukur freeboard es laut yang tepat dan pembacaan satelit melebih-lebihkan ketebalan es,” kata Nandan.
Freeboard mengacu pada es yang dapat dilihat di atas permukaan laut. Sementara itu, Wakil Peneliti John Yackel mengatakan, “Hasil kami memperlihatkan salinitas seharusnya dipertimbangkan dalam perkiraan masa depan pada freeboard es musiman di Arktik dari satelit.”