News
Sabtu, 21 Oktober 2017 - 04:00 WIB

Versi ICS, Pertumbuhan Publikasi Ilmiah Indonesia Capai 1.567%

Redaksi Solopos.com  /  Ayu Prawitasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir. (JIBI/Solopos/Antara/Adeng Bustomi)

Pertumbuhan publikassi di Indonesia lebih tinggi dibanding rata-rata publikasi dunia.

Solopos.com, JAKARTA— Pertumbuhan publikasi ilmiah di Indonesia versi salah satu lembaga pengindeks publikasi ilmiah internasional, Islamic World Science Citation Center (ISC), dalam 17 tahun terakhir mencapai 1.567% atau 15 kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan publikasi dunia.

Advertisement

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir di Jakarta, Selasa (17/10/2017), mengatakan secara umum negara-negara anggota OKI mengalami pertumbuhan publikasi ilmiah yang cukup signifikan dalam 17 tahun ini yakni mencapai 666%.

Sedangkan pertumbuhan publikasi ilmiah secara global adalah 105%. Berdasarkan data ISC, menurut dia, prestasi publikasi ilmiah Indonesia juga terlihat dari kontribusi Indonesia pada total publikasi ilmiah dunia. Pada 2000 lalu, Indonesia hanya menyumbang 0,04 persen dari total publikasi ilmiah dunia. Namun, pada 2016 Indonesia menyumbangkan 0,36 persen total publikasi ilmiah dunia atau lebih dari sembilan kali lipat.

Menristekdikti menjelaskan berdasarkan catatan ISC mulai 2000 sampai 2016, publikasi ilmiah Indonesia berkembang pesat di berbagai bidang ilmu. Pada bidang ilmu pertanian, publikasi ilmiah Indonesia tumbuh 902%, bidang teknik dan teknologi 4.402%, ilmu budaya  3.167%, kedokteran dan ilmu kesehatan 1.156%, ilmu alam 1.164%, dan ilmu sosial 2.547%.

Advertisement

“Publikasi ilmiah Indonesia di bidang teknik dan teknologi tumbuh sangat pesat yakni sebesar 4.402%, jauh di atas pertumbuhan rata-rata dunia di bidang ini yakni sebesar 272%,” kata Nasir.

Dia bersyukur dan bangga atas prestasi yang diraih Indonesia. Meski demikian dia mengingatkan indikator jumlah publikasi secara kuantitas ini belum cukup untuk menjamin perkembangan ilmu pengetahuan di sebuah negara.

Masih banyak faktor lain dari publikasi ilmiah yang harus diperhatikan seperti dampak ilmiah, diplomasi ilmiah, dampak ekonomi, serta inovasi dan dampak teknologi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif