News
Jumat, 20 Oktober 2017 - 20:30 WIB

Beda dari PDIP, Projo Dukung Khofifah di Pilkada Jatim

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyerahkan bantuan PKH secara simbolis kepada keluarga penerima di Alun-alun Kota Madiun, Senin (17/4/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Projo memilih mendukung Khofifah Indar Parawansa, rival Gus Ipul yang diusung PDIP di Pilkada Jatim.

Solopos.com, JAKARTA — Pendukung Joko Widodo (Jokowi) memiliki pilihan berbeda dari PDIP di Pilkada Jatim 2018. Relawan Pro Jokowi (Projo) di Jawa Timur menyatakan akan bahu-membahu bersama partai pengusung Khofifah Indar Parawansa untuk memenangkan Menteri Sosial tersebut.

Advertisement

Ketua Umum DPP Projo Budi Arie Setiadi mengatakan anggotanya di Jatim memiliki memori manis dengan Khofifah ketika sama-sama memenangkan Jokowi saat Pilpres 2014. Kerja sama itu akan berlanjut pada Pilkada Jatim 2018 ketika Khofifah maju menjadi calon gubernur.

“Waktu kampanye Pilpres 2014, posko teman-teman Projo dan tim Bu Khofifah di Jatim dekat-dekatan. Jadi kami punya kedekatan emosional dengan Bu Khofifah,” katanya seusai acara diskusi Siapa Wapres Jokowi 2019? di Jakarta, Jumat (20/10/2017).

Budi mengakui sikap Projo berbeda dengan partai asal Jokowi, PDIP. Bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), PDIP telah resmi mengusung Saifullah Yusuf dan Abdullah Azwar Anas.

Advertisement

Sementara itu, Khofifah berpotensi diusung partai oposisi seperti Partai Demokrat. Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama itu baru menggenggam tiket pencalonan resmi dari Partai Golkar dan Partai Nasdem.

Projo, kata Budi, tidak ada kaitannya dengan partai sehingga memiliki pilihan tersendiri dalam pemilihan kepala daerah. Menurutnya, dukungan Projo terhadap calon kepala daerah tidak asal-asalan melainkan berdasarkan dua kriteria.

Pertama, sang calon kepala daerah harus memiliki komitmen mau bekerja untuk rakyat seperti halnya Jokowi. Kedua, mereka segaris dengan visi Projo untuk mendukung Jokowi dalam Pilpres 2019. “Dua itu saja sudah. Kami tidak benci partai. Pokoknya segaris dengan pemerintahan Jokowi,” ujarnya.

Advertisement

Pilkada 2018 akan dilaksanakan serentak di 171 daerah tingkat satu dan dua pada 21 Juni 2018. Kontestasi tersebut digadang-gadang sebagai pemanasan partai politik menjelang Pemilu 2019. Apalagi, pilkada digelar di provinsi-provinsi padat penduduk yang menjadi sasaran empuk parpol untuk mendulang suara.

Budi mengatakan saat ini Projo sudah bergerak di seluruh Indonesia untuk menjajaki kerja sama dengan calon kepala daerah. Seperti halnya parpol, Projo juga menaruh perhatian terhadap kantong-kantong suara yang berpotensi mencoblos Jokowi setahun kemudian.

“Di beberapa daerah Projo sudah menyatakan sikap seperti Jatim. Kalau di Jawa Barat masih dinamis. Di Jawa Tengah juga,” ucap Budi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif