News
Kamis, 19 Oktober 2017 - 06:30 WIB

PENDIDIKAN INDONESIA : 25 PTS Ditutup

Redaksi Solopos.com  /  Ayu Prawitasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi wisuda lulusan perguruan tinggi (JIBI/Solopos/Dok)

Pendidikan Indonesia 25 PTS ditutup.

Solopos.com, BANDUNG— Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi menghentikan operasional 25 perguruan tinggi swasta di seluruh Indonesia karena tidak mampu memenuhi ketentuan pendirian perguruan tinggi.

Advertisement

Pemerintah tak mau PTS yang tidak memenuhi syarat menghasilkan lulusan abal-abal. “Sebanyak 127 perguruan tinggi yang sekarang sedang kami lakukan [penilaian], 25 PTS di antaranya kami berhentikan,” kata Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M. Nasir, di Bandung, Minggu (15/10/2017).

Penutupan itu, menurut dia, berdasarkan penilaian beberapa faktor seperti pengelolaan perguruan tinggi, jumlah mahasiswa, serta operasional kampus. Sebelum menghentikan operasional perguruan tinggi, kementerian sudah memberikan teguran kepada perguruan tinggi yang bermasalah serta menyarankan perbaikan kinerja. Setelah peringatan, perguruan tinggi tersebut tidak melakukan perbaikan seperti yang direkomendasikan. Akhirnya pemerintah menutupnya.

“Kalau itu dilakukan, proses pembelajaran enggak benar, harus kami peringatkan. Kalau sudah diperingatkan berkali-kali dan tidak dijalankan, mereka tidak bisa lagi diperbaiki. Ini harus dihentikan,” kata dia seperti dilansir Antara, Minggu.

Advertisement

Penutupan perguruan tinggi bermasalah bertujuan meningkatkan mutu pendidikan. “Mutu pendidikan tinggi harus kita tingkatkan, jangan sampai kita menghasilkan lulusan abal-abal. Harus menghasilkan lulusan yang terbaik,” kata dia.

Nasir mengatakan perguruan-perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, semestinya mencetak lulusan terbaik dan menghasilkan sumber daya manusia kompeten yang mampu bersaing di pasar global. Oleh karena itu pemerintah terus berupaya meningkatkan mutu dan memperkuat kelembagaan perguruan tinggi, antara lain dengan mendorong penggabungan kampus-kampus yang masih dalam satu yayasan. “Kami dorong perguruan tinggi ke depan makin kuat. Mereka sendiri yang ingin merger. Saya akan fasilitasi,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif