Sport
Selasa, 17 Oktober 2017 - 21:25 WIB

LIGA 2 : Pasoepati Berharap Babak 8 Besar Digelar di Jawa

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suporter Persis Solo, Pasoepati, saat mendukung Laskar Sambernyawa di Stadion Manahan Solo. (Dok/Solopos)

Liga 2 memasuki babak 8 besar.

Solopos.com, SOLO — DPP Pasoepati mangkel dengan PSSI yang membatalkan open bidding untuk menentukan tuan rumah babak delapan besar Liga 2.

Advertisement

Keputusan itu berimbas pada gagalnya pengajuan diri Solo menjadi penyelenggara babak delapan besar Grup Y yang diisi Persis, PSMS Medan, Martapura FC dan Kalteng Putra. Meski batal di Solo, Pasoepati berharap delapan besar dapat digelar di Pulau Jawa agar suporter bisa all out mendukung Laskar Sambernyawa.

Belum lama ini PSSI memutuskan perhelatan babak delapan besar Liga 2 bakal digelar di tempat yang netral. Penunjukan tuan rumah di kota salah satu markas tim yang bertanding dikhawatirkan dapat memicu kericuhan.

Hal ini bertolakbelakang dengan keinginan PT Liga Indonesia Baru yang menginginkan delapan besar digelar di kota dengan tradisi bola dan suporter kental. Konsep open bidding telah menjaring sejumlah kota untuk menjadi tuan rumah Grup Y seperti Solo, Martapura dan Medan.

Advertisement

Wakil Presiden Pasoepati, Ginda Ferachtriawan, menyayangkan pembatalan open bidding untuk pemilihan tuan rumah delapan besar. Dia menilai kebijakan itu merugikan Persis karena tim sudah mengajukan Solo sebagai kota penyelenggaraan turnamen. Menurut Ginda, PSSI seperti fobia sendiri dengan rentetan kerusuhan di sepak bola Indonesia belakangan ini.

“Akhirnya merembet ke regulasi babak delapan besar. Ya teman-teman Pasoepati sangat kecewa dengan keputusan ini,” ujar Ginda saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (17/10/2017).

Ginda mendorong babak delapan besar Grup Y bisa digelar di Pulau Jawa. Hal ini terkait kemudahan akses Pasoepati untuk mendukung perjuangan Bayu Nugroho dkk. Informasi terakhir, babak delapan besar paling cepat bakal digelar 27 Oktober 2017.

Advertisement

“Pada dasarnya suporter enggak masalah mau digelar di manapun tempatnya. Namun antusiasme Pasoepati tentu bakal lebih tinggi jika pertandingan digelar di Jawa,” kata dia.

Sementara itu, Sekjen Persis, Langgeng Jatmiko, menganggap batalnya open bidding masih sebatas rumor karena belum ada surat atau keputusan resmi langsung dari PSSI. Dia menyebut tim-tim yang berlaga di delapan besar baru diundang PSSI untuk technical meeting di Jakarta, Jumat (20/10/2017).

“Kami akan meminta kejelasan di sana. Misal memang sudah menjadi keputusan PSSI, ya apa boleh buat,” tuturnya.

Langgeng menambahkan Solo sebenarnya representatif untuk menjadi tuan rumah dengan modal Stadion Manahan dan Stadion Sriwedari. Antusiasme puluhan ribu Pasoepati juga menjadi daya tarik tersendiri dalam kompetisi. “Nanti kami akan tetap coba lobi PSSI,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif