Jogja
Selasa, 17 Oktober 2017 - 07:55 WIB

Gubernur DIY Berharap Moratorium Hotel Diperpanjang

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sri Sultan Hamengku Buwono X-Gubernur DIY (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

“Itu wewenang kabupaten dan kota. [Tapi] saya berharap karena sudah terlalu banyak hotel, harus diverifikasi betul”

Harianjogja.com, JOGJA-Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap moratorium pembangunan hotel agar diperpanjang karena tingkat hunian yang belum begitu baik.

Advertisement

“Itu wewenang kabupaten dan kota. [Tapi] saya berharap karena sudah terlalu banyak hotel, harus diverifikasi betul. Kalau memang average masih berkisar 45-50 persen, moratorium diperpanjang. Kalau sudah 70 persen okupansinya, baru boleh dibuka moratorium dan investasinya,” kata Sri Sultan HB X kepada wartawan di DPRD DIY, Senin (16/10/2017).

Ia menyatakan, okupansi hotel masih berkisaran di angka 50%, lalu moratorium dibuka dan hotel lain bermunculan. Oleh karen itu jumlah orang yang menginap akan semakin turun. Pada ada akhirnya semua pemilik hotel akan rugi. Sri Sultan HB X berpendapat, tentu itu bukan tujuan orang untuk berinvestasi.

Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu menambahkan, sekalipun pada 2019 nanti New Yogyakarta International Airport akan beroperasi, tapi tidak otomatis orang akan langsung berbondong-bondong berinvestasi untuk membuat hotel.

Advertisement

“Enggak ada. Paling lima tahun setelah itu [baru investasi] karena harus melihat perkembangan arah penumpang pesawat dan sebagainya kan dihitung. Mereka tinggal dimana, pergi kemana abis dari bandara,” ucap dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY mendorong Pemerintah Jogja memperpanjang moratorium pembangunan hotel sampai 2021. Sebab, jumlah hotel terlalu banyak, sementara tingkat hunian hotel masih dibawah rata-rata.

Ketua PHRI DIY, Istidjab Danunagoro menyatakan, untuk periode Januari-Juli tahun 2017, tingkat hunian hotel bintang rata-rata masih diangka 58% dan hotel bintang 20%. Ia menyebut saat libur panjang, hanya hotel-hotel dalam ring satu atau kawasan Malioboro yang mencapai angka di atas 60%.
Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti mengatakan rencananya moratorium pembangunan hotel memang akan diperpanjang, tapi sampai berapa lama ia belum bisa memberikan jawaban.
Dalam kesempatan tersebut, ia menyanggah data yang menyebut okupansi hotel di Jogja berkisar di angka 50%.
Ia mengatakan, okupansi hotel saat ini sudah mencapai 60-an%. Dalam pekan ini pihaknya akan segera menggelar pertemuan dengan PHRI DIY untuk membahas mengenai perpanjangan moratorium. “Saya enggak mau sepihak dalam memutuskan, karena harus melihat juga kepentingan industri dan pariwisata Jogja khususnya dan DIY pada umumnya,” ujar dia.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif